alt gambar

Cadangan Emas Tak Ekonomis, Tambang Emas Martabe Makin Eksvansif

Tambang bawah tanah di PT Freeport Indonesia di papua
PT Agincourt Resources, perusahaan pengelola Tambang Emas Martabe yang telah mengikis tiga bukit di Kecamatan Batangtoru, mengklaim diri berada di garda depan untuk membantu para penyintas bencana alam banjir bandang dan tanah longsor di sekitar tambang emas.


Penulis: Rasoky Siregar | Editor: Budi Hutasuhut

Ketika bencana alam banjir bandang dan tanah longsor menyapu desa-desa di sekitar lingkar tambang emas yang dikelola PT Agincourt Resources, publik langsung mengarahkan telunjuk kepada operasional perusahaan yang telah merusak ekosistem dan lingkungan di desa-desa yang menjadi lingkar pertambangan.

PT Agincourt Resources menolak dijadikan pihak yang bertanggung jawab atas bencana alam yang telah menghapus Desa Garoga dari peta, menewaskan banyak warga, dan menimbulkan kerusakan parah yang merusak tatanan kehidupan masyarakat di kampung-kampung lingkar tambang.

Menurut data perusahaan yang sahamnya sebanyak 95% dikuasai anak perusahaan PT Danusa Tambang Nusantara dan 5% dimiliki BUMD milik Pemda Tapanuli Selatan dan Pemda Provinsi Sumatra Utara, itu bencana alam yang menghapus Desa Garoga dan memporakporandakan desa-desa di sekitarnya tidak ada kaitanya dengan keberadaan Tambang Emas Martabe. Pasalnya, Desa Garoga dan sekitarnya dilanda banjir bandang akibat meluapnya Aek Garoga. Sungai yang melintasi Desa Garoga itu tidak berhulu di hutan sekitar Tambang Emas Martabe, tetapi dari kawasan lain di Ekosistem Batangtoru.

Sayangnya, PT Agincourt Resources mengabaikan bahwa bencana alam yang menimpa Kabupaten Tapanuli Selatan tidak hanya terjadi di Desa Garoga, tetapi di sejumlah desa yang masuk ke dalam wilayah lingkar tambang. Desa-desa yang sebagian besar berada di daerah aliras sungai (DAS) Sungai Batangtoru, Aek Parsariran, Aek Ngadol, dan lain sebagainya berhulu dari kawasan hutan di sekitar lokasi tambang.

Keberadaan lokasi Tambang Emas Martabe yang menggunduli kawasan hutan dan memapas habis tiga bukit di Kecamatan Batangtoru, menyebabkan air berwarna coklat membawa material lumpur, pasir, dan potongan-potongan kayu turun dari bukit-bukit yang telah diubah PT Agincourt Resources menjadi pit tambang sejak 2007. Tiga bukit di Kecamatan Batangtoru --Dolok Purnama, Dolok Barani, dan Dolok Ramba Joring--yang selama ratusan tahun melindungi masyarakat dari ancaman banjir dan tanah longsor serta menjadi sumber mata pencaharian, telah terkikis dan tinggal tanah merah yang tidak memiliki kemampuan hidrologik lagi untuk menahan limpasan air hujan.

Di lihat dari satelit --googlemap-- bukit-bukit yang ketinggiannya sekitar 700 --1000 mdpl (meter di atas permukaan laut), itu telah keroak dan kehilangan warna klorofil hijau daun-daun. Warna coklat tanah lebih menonjol, lengkap dengan garis-garis melingkar yang menunjukkan bekas galian tanah, hasil operasional alat-alat berat milik PT Agincourt Resources dalam mengekploitasi emas, perak, tembaga, maupun mineral lainnya yang terkubur di dalam tanah.

Sampai 2024, PT Agincourt Resources telah membabat lebih 646,08 hektare hutan di wilayah Kecamatan Batangtoru --termasuk dalam kawasan Ekosistem Batangtoru-- dan mengubah permukaan tanah yang semula berbukit-bukit sebagai habitat berbagai jenis flora dan fauna -- sebagian kecil di antaranya merupakan endemik seperti Orangutan tapanuli (Pongo tapanuliensis) dan -- menjadi tanah merah yang tidak memungkinkan menjadi tempat hidup flora maupun fauna.

Sampai 2024, PT Agincourt Resources telah membabat lebih 646,08 hektare hutan di wilayah Kecamatan Batangtoru --termasuk dalam kawasan Ekosistem Batangtoru-- dan mengubah permukaan tanah yang semula berbukit-bukit sebagai habitat berbagai jenis flora dan fauna -- sebagian kecil di antaranya merupakan endemik seperti Orangutan tapanuli (Pongo tapanuliensis) dan -- menjadi tanah merah yang tidak memungkinkan menjadi tempat hidup flora maupun fauna.

Selama 2025, PT Agincourt Resources telah mengekplorasi lebih 100 hektare lahan yang ada di dua pit tambang baru di kawasan Tor Ulu Ala. Bukit setinggi 900 mdpl yang ada di wilayah Kecamatan Marancar ini, menjadi pit tambang yang akan mengaplikasikan metode tambang bawah tanah.

Metode tambang bawah tanah bukan alternatif, tapi menjadi pilihan wajib bagi pelaku industri pertambangan karena desakan pentingnya tambang yang ramah lingkungan (sustainable mining). Dengan harapan tidak merusak struktur lahan di permukaan tanah sehingga dari luar akan tampak kalau ekosistem hutan masih utuh, PT Agincourt Resources menerapkan metode bawah tanah ini agar eksplorasi yang dilakukan terkesan tidak merusak ekosistem hutan.

Kenyataannya, eksplorasi dan eksploitasi tambang emas metode bawah tanah ini mengeruk isi perut Tor Ulu Ala hingga membentuk jaringan terowongan yang riskan mengalami longsor. Metode bawah tanah ini sering dipraktekan para pelaku industri tambang untuk menyimpan taling hasil tambang, di mana limbah tambang dan material yang tak berguna dikembalikan lagi untuk menutupi lorong-lorong bekas galian untuk tetap menopang permukaan tanah.

Metode tambang bawah tanah biasanya diterapkan dengan teknik room and pillar, yaitu membuat lorong dan menyisakan pilar batuan sebagai penyangga atap, cocok untuk endapan horizontal seperti batu bara atau garam. Selain itu, ada teknik cut and fill yaitu menggali bertahap, lalu mengisi kembali dengan material (pasir/tailing) untuk stabilitas, ideal untuk endapan sempit dan tidak rata.

Teknik sublevel stoping yaitu membuat level kerja di bawah dan atas endapan, lalu menambang secara sistematis, efisien untuk endapan curam dan besar. Kemudian teknik block caving yaitu memanfaatkan gravitasi dengan meledakkan dari bawah, membuat bijih runtuh sendiri ke titik pengambilan emas dan tembaga seperti yang diaplikasikan PT Freepot Indonesia di Papua. Sementara teknik shrinkage stoping yaitu bijih hasil peledakan dibiarkan menumpuk sebagai penyangga, lalu diambil dari bawah, untuk bijih keras dan vertikal. Janji Palsu Politisi

Teknik sublevel stoping yaitu membuat level kerja di bawah dan atas endapan, lalu menambang secara sistematis, efisien untuk endapan curam dan besar. Kemudian teknik block caving yaitu memanfaatkan gravitasi dengan meledakkan dari bawah, membuat bijih runtuh sendiri ke titik pengambilan emas dan tembaga seperti yang diaplikasikan PT Freepot Indonesia di Papua. Sementara teknik shrinkage stoping yaitu bijih hasil peledakan dibiarkan menumpuk sebagai penyangga, lalu diambil dari bawah, untuk bijih keras dan vertikal.

Namun, teknik apapun yang diterapkan PT Agincourt Resources dalam metode tambang bawah tanah di wilayah pit tambang Tor Ulu Ala, pilihan itu akan sangat beresiko terhadap lingkungan. Selain merusak sistem hidrologis alami tanah, juga disebabkan karena posisi pit tambang Tor Ulu Ala berada di patahan sesar Sumatra. Operasional tambang, yang menggunakan alat peledak, memang tidak memicu gempa tektonik, tetapi akibat penambangan dapat memperparah kondisi alam sehingga bencana apapun akan menimbulkan dampak yang sangat besar bagi kehidupan.

Defisit Cadangan Emas

Tambang bawah tanah menjadi pilihan para pelaku industri tambang karena deposit mineral di permukaan tidak ekonomis.  Alasan tidak ekonomis itu menjadi pemicu PT Agincourt Resources untuk mencoba metode tambang bawah tanah setelah dua ekplorasi di dua pit tambang terakhir, Pit Baranai dan Pit Ramba Joring,  tidak sesuai harapan. 

Pit Barani dibuka PT Agincourt Resources pada tahun 2016 setelah produksi dari Pit Purnama yang dibuka tahun 2011 tidak lagi mampu memenuhi target produksi. Cadangan pit Barani yang diperkirakan berkisar 1/10 dari dari potensi Pit Purnama. Berdasarkan data PT Agincourt Resources, Pit Purnama menyimpan cadangan emas 7,4 juta ounce dan 70 juta ounce perak.

Jika cadangan emas dan perak di Pit Barani cuma 1/10 jumlah cadangan emas di Pit Purnama, maka Pit Purnama menjadi andalam produksi PT Agincourt Resources selama mengelola Tambang Emas Martabe. Pasalnya, pada tahun 2018,  atau dua tahun setelah Pit Barani berproduksi, PT Agincourt Resources mengahasilkan 8,8 juta ons emas dan 72 juta ons perak. 

Kondisi ini menunjukkan pembukaan Pit Barani tidak akan mampu memperpanjang usia tambang yang dikelola PT Agincourt Resources. Maka, pada tahun 2017, PT Agincourt Resources kembali membuka pit tambang baru, Pit Ramba Joring. 

Namun, sebagaimana Pit Barani, pit tambang yang baru ini ternyata tidak ekonomis. Bahkan, mulai tahun 2020, sejak bencana Covid-19 melanda, produksi Tambang Emas Martabe mengalami penurunan yang kemudian diyakini sebagai dampak dari metode penambangan yang dilakukan. 

Tahun 2023, puncak penurunan produksi semakin terasa, karena dua pit tambang baru, Pit Barani dan Pit Ramba Joring, tidak menghasilkan seperti harapan.

Sepanjang tahun 2024, PT Agincourt Resources mencatatkan penambangan sebesar 6,9 juta ton emas, dan tahun 2023 menghasilkan 5,7 juta ton emas.  Tingkat produksi itu menurun dibandingkan situasi pada 2018 yang mampu memproduksi 8,8 juta ton emas.  Kondisi ini disebabkan cadangan emas di sejumlah pit tambang yang dikelola PT Agincourt Resources tidak ekonomis akibat metode tambang yang diterapkan.

Sepanjang tahun 2024, PT Agincourt Resources mencatatkan penambangan sebesar 6,9 juta ton emas, dan tahun 2023 menghasilkan 5,7 juta ton emas.  Tingkat produksi itu menurun dibandingkan situasi pada 2018 yang mampu memproduksi 8,8 juta ton emas.  Kondisi ini disebabkan cadangan emas di sejumlah pit tambang yang dikelola PT Agincourt Resources tidak ekonomis akibat metode tambang yang diterapkan. 

Sejak 2023  muncul gagasan untuk menerapkan metode tambang bawah tanah di pit tambang, terutama setelah dikait-kaitkan dengan kebijakan pentingnya tambang yang memperhatikan kelestarian lingkungan.  Gagasan ini memicu PT Agincourt Resources untuk membuka dua pit tambang baru di wilayah Tor Ulu Ala. 

Berdasarkan data di Kementeri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), metode tambang bawah tanah berbiaya lebih tinggi dalam kegiatan pertambangan, namun memiliki risiko kerusakan yang lebih kecil dibandingkan dengan tambang permukaan. Meskipun begitu, metode penambangan ini menjadi tren tambang mengingat semakin sedikitnya cadangan dekat permukaan. 

Metode tambang bawah tanah diyakini akan menambak produktivitas, selain memiliki peluang pengurangan risiko dampak lingkungan. Namun, biaya operasi tambang bawah tanah lebih tinggi dikarenakan adanya tambahan biaya untuk ventilasi, penyanggaan, dan sebagainya. Biaya operasional tambang bawah tanah kira-kira dua kali lebih mahal dibandingkan tambang terbuka. Biaya modal/kapital tambang bawah tanah kira-kira 3-4 kali lebih mahal dibandingkan tambang terbuka. 

COMMENTS

Nama

Bencana,8,Berita,11,Bisnis,6,BudiHatees,22,Buku,1,BUMD,2,Buruh,3,Cerpen,14,Daerah,37,Database,8,Diskusi,1,Ekonomi,135,Esai,4,Feature,54,Flash,13,Grafika,1,Hukum,78,Humaniora,99,Indept,70,Infografis,1,Investasi,1,Jajakpendapat,1,Klinik,6,Kolom,30,Kombur,5,Komoditas,11,Lingkungan,28,Lomba,1,Lowongan,1,Madina,22,Maturepek,3,Medan,5,Mudik,5,Nasional,38,Olahraga,1,Opini,7,Padangsidempuan,51,Palas,4,Paluta,6,Pandemi,25,Perbankan,6,Politik,55,Puisi,6,Ramadan,4,Sastra,15,Sejarah,5,Sidempuan,39,Sumut,55,Tajuk,50,Tani,12,Tapsel,85,Teknologi,6,Tokoh,3,UMKM,6,Utama,447,Wisata,10,
ltr
item
Sinar Tabagsel: Cadangan Emas Tak Ekonomis, Tambang Emas Martabe Makin Eksvansif
Cadangan Emas Tak Ekonomis, Tambang Emas Martabe Makin Eksvansif
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidbVHJziUjzEHIrN36f-q6ELoKY7SjpfFYeY1od43zdz_1QviAwjiF5fXENYTVTpCSrAmgj7GAay3oST1asyXqFHSUqbObzFalarVbKpCkMjpcXOLt2pKnU6_6XUFFAKXIPwvBH2SXcYuXzWithBa39emv2Ercw1bYUAtpQbq_xcSR6ZqTXw3yyLDAjCU/w640-h360/tambangbawah%20tanag.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidbVHJziUjzEHIrN36f-q6ELoKY7SjpfFYeY1od43zdz_1QviAwjiF5fXENYTVTpCSrAmgj7GAay3oST1asyXqFHSUqbObzFalarVbKpCkMjpcXOLt2pKnU6_6XUFFAKXIPwvBH2SXcYuXzWithBa39emv2Ercw1bYUAtpQbq_xcSR6ZqTXw3yyLDAjCU/s72-w640-c-h360/tambangbawah%20tanag.jpg
Sinar Tabagsel
https://www.sinartabagsel.web.id/2025/12/cadangan-emas-tak-ekonomis-tambang-emas.html
https://www.sinartabagsel.web.id/
https://www.sinartabagsel.web.id/
https://www.sinartabagsel.web.id/2025/12/cadangan-emas-tak-ekonomis-tambang-emas.html
true
38763178306481255
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts Berita lain Baca Reply Cancel reply Delete Oleh: Home PAGES POSTS Berita Lain Berita Terkait LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS CONTENT IS PREMIUM Please share to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy