Akhir tahun 2025, Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA) Simarboru (Sipirok Marancar Batangtoru) berproduksi. Bendungan di Desa Aek Batang Paya yang selesai dibangun segera digenangi agar bisa dialirkan untuk memutar turbin
Penulis: Dian Maas Saputra | Editor: Budi Hutasuhut
PT North Sumatera Hydro Energy (NSHE), pengelola PLTA Simarboru akan menggenangi bendungan yang ada di Desa Aek Batang Paya. Kawasan hutan sepanjang daerah aliras sungai (DAS) Batangtoru akan tenggelam.
Berdasarkan perhitungan PT NSHN dalam studi kelayakan (feasibility study), bendungan hanya akan menenggelamkan 66 hektare lahan. Kapasitas debit air maksimum yang dapat digunakan oleh PLTA Batangtoru adalah sekitar 45 meter kubik per detik (m³/detik) untuk menggerakkan 4 turbin dengan kapasitas masing-masing turbin, 127,5 megawatt (MW).
Namun, 66 hektare yang disebut PT NSHN tergenangi itu, tidak dijelaskan statusnya sebagai kawasan hutan di daerah aliran sungai (DAS) Batangtoru. PT NSHN menyebut, izin yang dikantongi atas lahan seluas 6.598 hektare berstatus APL (areal penggunaan lain). Kenyataan di lapangan, apa yang disebut PT NSHN sebagai lahan berstatus APL itu merupakan kawasan DAS.
DAS memiliki fungsi menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari sumbernya dan dari curah hujan secara alamiah. Kawasan ini penting sebagai kesatuan hidrologi yang mendistribusikan air. Sebab itu, kawasan DAS harus memiliki tutupan hutan.
Dari penelusuran Sinar Tabagsel, DAS Batangtoru di sekitar bendungan PLTA Simarboru merupakan kawasan hutan lebat yang tumbuh di lahan membentuk tebing tinggi. Di bagian tertentu dari kawasan hutan itu, sering dijumpai masyarakat yang bekerja sebagai paragat (penderes nira aren).
DAS Sungai Batangtoru berada di dalam kawasan Ekosistem Batangtoru, merupakan pusat keanekaragaman hayati dengan kekayaan flora dan fauna yang tinggi. Lebih dari 310 spesies burung, 80 spesies reptil, 64 spesies amfibi, dan lebih dari 1.000 spesies pohon ada di kawasan ini.
Selain itu, Ekosistem Batangtoru merupakan habitat endemik Orangutan tapanuli (Pongo tapnuliensis), spesies baru yang diidentifikasi pada tahun 2017. Ada juga spesies langka dan terancam punah lainnya seperti Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae), Beruang Madu (Helarctos malayanus), jenis Rangkong (Buceros rhinoceros, B. bicornis, Rhinoplax vigil, Rhyticeros comatus), dan Tapir (Tapirus indicus).
Luas Ekosistem Batangtoru sekitar 160.000 hektare, merupakan kawasan pegunungan hutan hujan tropis mencakup tiga kabupaten: Kabupaten Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, dan Tapanuli Tengah. Berdasarkan peta status kawasan hutan tahun 2024, sebesar 63,3% Lansekap Batangtoru merupakan kawasan hutan, sisanya seluas 91.518,72 hektare atau 36,7% merupakan Areal Penggunaan Lain (APL).
Kawasan hutan itu meliputi Cagar Alam (CA) Sibual-buali, Suaka Alam Lubuk Raya, CA Dolok Sipirok, CA Dolok Saut dengan total luas 15.330 hektare (6,15%), hutan lindung seluas 128.455 hektare (51,56%), hutan produksi seluas 10.836 hektar (4,35%), hutan produksi terbatas seluas 2.336 hektare (0,94%), hutan produksi yang dapat dikonversi seluas 141,33 hektare (0,057%), dan tubuh air (TAs) seluas 507,95 hektare (0,2%).
Penggenangan bendungan PLTA Simarboru dapat menyebabkan degradasi habitat flora dan fauna, fragmentasi kawasan hutan, serta terganggunya ekosistem yang vital bagi spesies langka yang bergantung pada kawasan ini. Semua gangguan itu pada akhirnya mempercepat kepunahan species langka tersebut.
Di sisi lain, penggenangan menyebabkan terjadinya perubahan tutupan hutan. Pohon-pohon ditebangi sehingga jutaan ton karbon yang sebelumnya tersimpan dalam vegetasi hutan akan hilang sehingga berpengaruh terhadap perubahan iklim global.
Tapsel Mengaku Punya Andil
Bupati Tapanuli Selatan (Tapsel) Gus Irawan Pasaribu mengatakan penggenangan bendungan PLTA Simarboru dijadwalkan pada pertengahan November 2025 dengan volume air mencapai 18 juta meter kubik.
“Ini energi bersih dan terbarukan. Perjuangan ini panjang, saya ikuti sejak masih Ketua Komisi VII DPR RI. Kini sudah masuk tahap final,” ujar Gus Irawan dalam Pengajian Akbar Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Kecamatan Muara Batangtoru, Selasa, 5 November 2025.
Gus Irawan menyebut, satu dari empat turbin PLTA Simarboru akan beroperasi akhir Desember 2025. Setiap turbin diproyeksikan menghasilkan bagi hasil sekitar Rp18 miliar untuk Pemda Kabupaten Tapsel.
“Tahun 2027 kita boleh berharap bagi hasil untuk Tapsel. Ini perjuangan mendatangkan investasi untuk daerah,” tegasnya.
.jpg)
COMMENTS