Setiap tahun, ruas jalan Kecamatan Sipirok ke Kecamatan Saipar Dolok Hole selalu ingin dibangun oleh pemerintah daerah, tetapi selama puluhan tahun jalan itu tak pernah diperbaiki
Penulis: Budi Hutasuhut | Editor: Efry Nasaktion
Sebuah bus trayek Padangsidimpuan-Sipagimbar oleng ke kiri dan ke kanan saat melintas di ruas jalan lintas Sipirok-Sipagimbar, tepatnya memasuki wilayah Desa Pinagar, Kecamatan Arse, Kabupaten Tapanuli Selatan. Menjelang tanjakan menikung sebelum persimpangan menuju Luat Harangan, bus mendadak mengerem karena sebuah sepeda motor mendadak muncul dari balik tekongan.
Penumpang di dalam bus itu menjerit-jerit. Ada yang menggerutu dan meminta sopir agar lebih berhati-hati. Sopir bus, Maryanto, hanya bisa menghela nafas panjang.
"Jalan Sipirok menuju Sipagimbar ini membahayakan kesalamatan pemakai jalan," keluh Maryanto, sopir yang bertahun-tahun membawa bus melintasi ruas jalan Sipirok-Saipar Dolok Hole, dan ia merasa selalu seperti orang yang baru belajar menjadi sopir.
Badan jalan selebar delapan meter, hanya tinggal enam meter karena sisi kiri dan kanannya ditumbuhi rumput. Sementara bagian tengah badan jalan sudah tak beraspal, kondisinya sekitar 90 % telah hancur.
Badan jalan selebar delapan meter, hanya tinggal enam meter karena sisi kiri dan kanannya ditumbuhi rumput. Sementara bagian tengah badan jalan sudah tak beraspal, kondisinya sekitar 90 % telah hancur. Aspal keroak hingga tinggal tanah, membuat sopir bus ekstra hati-hati. Lubang-lubang yang kedalamannya mencapai 50 cm, menganga untuk menciptakan kecelakaan lalu lintas.
"Jarak tempuh dari Sipirok ke Sipagimbar jadi lebih lama," keluh Marlina, pedagang kain asal Padangsidimpuan yang rutin, sekali sepekan, datang berjualan kain ke Pasar Sipagimbar. "Kami sering terlambat sampai di Sipagimbar."
Marlina biasanya bertolak dari Padangsidimpuan ke Sipagimbar pada Subuh hari, mengendarai kendaraan sendiri. Perjalanan yang biasanya bisa ditempuh selama tiga jam, sejak kondisi jalan rusak parah, harus ditempuh selama lima sampai enam jam.
Kalau ada kecelakaan lalu lintas di jalan, waktu tempuh akan lebih lama. Tidak jarang rencana berjualan kain di Pasar Sipagimbar harus dibatalkan karena kendaraan tertahan di jalan. "Ini merugikan kami sebagai pengusaha," katanya.
Janji Palsu Politisi
Ahmad Husin, tokoh masyarakat dari Sipagimbar, hampir tiap tahun selalu mendengar rencana pemerintah daerah membangun ruas jalan Sipirok-Saipar Dolok Hole. Masih lekat dalam ingatannya pertemuan di aula Kantor Camat Saipar Dolok Hole pada Kamis, 7 April 2022 lalu, yang membicarakan rencana pemerintah daerah membangun 22,4 km ruas jalan provinsi yang ada di wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan.
Di dalam aula itu, semua orang yang berbicara saat itu begitu yakin bahwa ruas jalan dari Sipirok sampai ke Aek Bilah akan selesai. Nyatanya, tak ada yang selesai, sebaliknya kondisi ruas jalan yang merupakan urat nadi perekonomian masyarakat itu justru semakin buruk.
"Terlalu banyak cakap pemerintah daerah, terllau sedikit berbuat," gerutu Husin, lalu menggeleng-gelengkan kepalanya, kemudian melanjutkan kalimatnya: "Tak ada yang bisa dipercaya."
Berdasarkan catatan Sinar Tabgsel, pada tahun 2022, beberapa saat setelah Dolly Putra Parlindungan Pasaribu, dilantik menjadi Bupati Tapanuli Selatan, ia berkeliling di wilayah Kabupaten Tapsel bersama mantan Bupati Tapsel, Syahrul M. Pasaribu, yang juga adik dari almarhum ayahnya.
Rombongan ini didampingi anggota DPRD Tapanuli Selatan dari Partai Golkar, Muhammad Rawi Ritonga, dan dari Partai Gerindra, Abdul Basith Dalimunthe, dan diikuti oleh sejumlah pimpinan OPD (organisasi pemerintah daerah) di Kabupaten Tapsel.
Di dalam kegiatan yang dinamai "sosialisasi pembangunan daerah kepada Camat, Lurah, dan Kepala Desa" itu, ikut juga Kepala UPT Jalan Jembatan Padangsidimpuan, Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi, Hasian Negara Dasopang.
Syahrul Mangapul Pasaribu, yang menjadi Bupati Tapsel selama dua periode, menjelaskan bahwa dirinya telah merancang program pembangunan jalan provinsi di wilayah Kabupaten Tapsel sepanjang 22,4 km dengan sistem multi years sejak Juli 2020 atau ketika masih menjadi Bupati Tapsel.
Lewat tayangan slide, Syahrul Mangapul Pasaribu menjelaskan titik yang akan dibangun itu adalah ruas Sipirok-Simpang Tandosan sepanjang 6 km dengan pagu Rp34,2 miliar. Jalan ini merupakan penghubung Kecamatan Sipirok dengan Kecamatan Arse dan Saipar Dolok Hole.
Selain itu, akan dibangun juga ruas Simpang Tandosan-Simangambat-Sipagimbar sepanjang 1,4 km dengan pagu anggaran Rp7,98 M. Jalan ini merupakan akses penghubung Kecamatan Arse dengan Kecamatan Saipar Dolok Hole dan Kecamatan Aek Bilah.
Ada juga rencana pembangunan ruas jalan Sipagimbar-Tolang-Batas Paluta sepanjang 12 km dengan pagu anggaran Rp68,8 M yang merupakan penghubung Kecamatan Saipar Dolok Hole dan Aek Bilah di Kabupaten Tapsel dengan Kecamatan Dolok di Kabupaten Padanglawas Utara.
Rencana pembangunan 22,4 km ruas jalan provinsi yang digembar-gemborkan sebagai gagasan Syahrul Mangapul Pasaribu itu tidak kunjung terealisasi.
Namun, rencana pembangunan 22,4 km ruas jalan provinsi yang digembar-gemborkan sebagai gagasan Syahrul Mangapul Pasaribu itu tidak kunjung terealisasi. "Tidak pernah ada penjelasan, baik dari Pemda Kabupaten Tapsel maupun DPRD Kabupaten Tapsel, kenapa proyek itu gagal dilaksanakan," kata Husin.
Belakangan, DPRD Tapsel menyalahkan Bupati Dolly Putra Parlindungan Putra Pasaribu karena tidak mampu membujuk Gubernur Sumatra Utara untuk merealisasikan rencana pembangunan jalan sepanjang 22,4 km itu. Padahal, keputusan akhir terkait progam yang katanya dirancang Syahrul Mangapul Pasaribu itu ada di tangan Gubernur Sumut selaku pengelola APBD Sumut.
Dalam catatan Sinar Tabagsel, selama gembar-gembor proyek pembangunan 22,4 km ruas jalan di Kabupaten Tapsel itu digemakan Syahrul Mangapul Pasaribu sebagai hasil negosiasinya, banyak terjadi perubahan kepemimpinan di Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Sumut.
Pembangunan ruas jalan Sipirok-Arse-SDH-Aek Bilah batas Kabupaten Padang Lawas Utara yang masuk program multy years contract pada 2022, 2023, dan 2024 dengan total pagu anggaran sekitar Rp126 miliar, hanya janji palsu politisi saja.
Janji Baru yang akan Palsu
Tahun 2025, untuk kesekian kalinya ruas jalan Sipirok-Saipar Dolok Hole kembali direncanakan akan dibangun, setidaknya Bupati Tapanuli Selatan, Gus Irawan Pasaribu, sudah mengungkapkannya kepada masyarakat sebagai janji politik pada saat kampanye. Sama halnya dengan Bahkan, Gubernur Sumut Bobby Afif Nasution, menjanjikan bisa membangun jalan yang bertahun-tahun rusak yang ada di Kabupaten Tapsel apabila dirinya terpilih.
Berbekal pengalaman sebagai mantan anggota DPR RI, Bupati Gus Irawan Pasaribu mengklaim mampu membangun jalan yang telah bertahun-tahun rusak di Kabupaten Tapsel. Namun, pembangun jalan provinsi yang ada di Kabupaten Tapsel tidak ada dalam APBD Provinsi Sumut 2025.
Yang ada justru, proyek pembangunan jalan ruas di luar Kabupaten Tapsel seperti ruas jalan Sipiongot-Labuhanbatu, Sipiongot-Tapanuli Selatan, dan Hutaimbaru-Sipiongot dengan total panjang jalan mencapai 39,8 kilometer dan nilai anggaran sekitar Rp238,8 miliar yang justru menjadi objek perkara korupsi yang ditangani Komisi Pemberantasan Korupsi.
Dalam APBD Sumut 2026, pembangunan ruas jalan Sipirok-- Simpang Tandosan sepanjang 5,5 km kembali akan dibangun. Jika rencana pembangunan itu terealiasi tahun 2026, itu tidak ada kaitannya dengan siapa pun yang mengaku berjasa. Sebab, membangun jalan merupakan kewajiban dari pemerintah daerah.
Jalan provinsi seperti ruas jalan Sipirok-Simpang Tandosan merupakan kewajiban Pemda Provinsi Sumut. Klaiam-klaim sebagai pihak yang paling berjasa atas pembangunan jalan di kabupaten tapsel seperti selama ini selalu dilakukan mantan Bupati Tapsel Syahrul Mangapul Pasaribu hanya menunjukkan ketidakpahamannya terhadap jabatan Bupati sebagai jabatan publik. Klaim-klaim yang bersifat keegoisan seperti itu akan menyinggung Kepala Daerah yang menjabat, seakan-akan perannya sangat minim, atau tidak ada artinya tanpa campur tangan Syahrul Mangapul Pasaribu.
COMMENTS