Masyarakat Kota Padangsidimpuan permisif terhadap politik uang (money politics) dalam Pilkada serentak 2024. Saat Pilkada serentak berlangsung pada Rabu, 27 November 2024, sebanyak Rp500 juta sampai Rp1 miliar uang segar digelontorkan para kandidat kepala daerah ke 42 desa dan 37 kelurahan di 6 kecamatan yang ada di Kota Padangsidimpuan.
"Amplop yang saya terima berisi Rp300.000, ada juga kandidat lain yang memberikan Rp200.000." Tersenyum Husein Ahmad, warga Desa Barruas, Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua, yang ditemui Sinar Tabgsel pada Kamis, 28 November 2024. "Aku tak minta, mereka yang menawarkan."
Husein Ahmad mengaku namanya didata oleh tim dari salah satu kandidat pasangan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Padangsidimpuan sehari sebelum pilkada serentak pada Rabu, 27 November 2024. Dia bersama puluhan warga di desanya juga ikut didaftar dan akhirnya mendapat amplop berisi Rp300.000.
Hal senada diakui Mahmud, warga Kelurahan Batangayumi Jae, Kecamatan Padangsidimpuan Utara, dan beberapa warga lain di sejumlah lingkungan yang ditemui Sinar Tabagsel . Mereka didatangi tim dari salah seorang kandidat pasangan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Padangsidimpuan pada Selasa, 26 November 2024, malam. Mereka dikumpulkan di rumah salah seorang warga, kemudian dibagikan amplop yang masing-masing berisi Rp300.000.
Para warga yang memiliki hak pilih itu mengatakan, mereka tidak menolak ketika disodori amplop. Bagi mereka, pemberian para tim kandidat itu rezeki yang tidak diminta. "Soal pilihan itu rahasia kita di tempat pemungutan suara," kata Marniwati, warga Desa Purwodadi, Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua.
Survei
Sementara itu sebanyak 89% warga Kota Padang Sidimpuan yang memiliki hak pilih dan menyalurkan suaranya dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak yang digelar Rabu, 27 November 2024, percaya bahwa tiga kandidat kepala daerah menggelontorkan dana segar sebagai bentuk politik uang (money politics) untuk memengaruhi pilihan masyarakat.
Sebanyak 11% warga lainnya meragukan ketiga kandidat pasangan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Padangsidimpuan itu melakukan politik uang. Mereka memiliki tingkat kepercayaan bahwa para kandidat kepala daerah melakukan strategi politik yang murni untuk menjadi pemenang. Namun, mereka tidak memungkiri bahwa soal politik uang itu menjadi pembicaraan yang hangat di tengah-tengah masyarakat.
"Saya sering mendengar masyarakat mengatakan ada pembagian amplop oleh para kandidat pada malam sebelum pemilihan, tapi saya tidak pernah melihat sendiri soal itu," kata Marzuki (45), warga Kelurahan Batunadua Jae, Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua, seperti yang diakuinya dalam survei Sahata Institute for Public Policy Research and Consulting bertema Praktik Politik Uang (Money Politics) dalam Pilkada Kota Padangsidimpuan 2024.
Survei yang dilakukan 24-26 November 2024 ini menggunakan panel berbasis probabilitas dari Sahata Institute. Wawancara daring dan telepon menggunakan telepon seluler dilakukan terhadap 1.000 orang dewasa yang memiliki hak pilih.
Sahata Institute memperoleh responden yang diambil secara acak dari 161.204 daftar pemilih tetap yang diumumkan KPU Kota Padang Sidimpuan. Para responden tinggal di 42 wilayah desa dan 37 wilayah kecamatan di enam kecamatan yang ada di Kota Padangsidimpuan. Margin kesalahan pengambilan sampel adalah +/- 3,6 poin persentase untuk semua responden.
Dari sebanyak 89% warga yang percaya adanya politik uang dalam Pilkada Kota Padangsidimpuan mengaku, mereka akan menerima bila ada kandidat kepala daerah yang memberikan uang.
Bagi mereka, pilkada merupakan momentum penting bagi masyarakat untuk mendapatkan uang segar dari para elite yang ingin menjadi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Padangsidimpuan.
"Kalau mau menjadi pemimpin, mereka harus menunjukkan bahwa mereka mau dan rela berkorban untuk rakyat," kata Mawaran Siregar, warga di Kelurahan Padangmatinggi, Kecamatan Padangsidempuan Selatan.
Marwan Siregar dan responden-responden lainnya, mengatakan bahwa masyarakat selaku pemilih juga berkorban dengan memberikan waktu untuk datang memilih ke tempat pemungutan suara.
Sebab itu, para kandidat kepala daerah harus menghargai pengorbanan masyarakat yang akan memilihnya dengan memberikan uang yang diniatkan sebagai transportasi masyarakat dari rumah ke tempat pemungutan suara.
Menjawab pertanyaan tentang tujuan ideal digelarnya pilkada, yakni sebagai instrumen penting dalam menjaga demokrasi dan memberikan kekuasaan kepada rakyat, responden memberikan jawaban yang mencengangkan. Bagi mereka, Pilkada tidak dirancang untuk kepentingan rakyat, tetapi untuk para elite.
"Masyarakat paham politik, lebih paham dari para elite politik sendiri," kata Rustam Harahap, warga Desa Mompang, Kecamatan Padangsidimpuan Angkola Julu. "Pemahaman masyarakat tentang politik dan demokrasi didapat tidak dari sumber resmi, tapi dari pengalaman sehari-hari."
Pemenang
Hasil penghitungan cepat pilkada serentak di Kota Padangsidimpuan menempatkan pasangan Letnan-Fahlevi, calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Padangsidimpuan memimpin perolehan suara sementara dengan 25.682 suara (39,2 persen).
Pasangan yang diusung koalisi Partai Gerindra ini Letnan-Levi merayakan kemenangannya pada Rabu, 27 November 2024, malam. Perolehan suara pasangan ini melampaui suara dua pasangan calon lainnya. Di posisi kedua, pasangan Irsan-Ali Muda meraih 22.922 suara (35 persen), dan pasangan Hapendi-Gempar memperoleh 16.805 suara (25,8 persen).
Jumlah pengguna hak pilih, sementara tercatat sebanyak 71.438 orang, dengan total suara sah 65.409 atau suara tidak sah sebanyak 3.143.
Berdasarkan data Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Padangsidimpuan, jumlah pemilih tetap di Kota Padangsidimpuan sebanyak 161.786 pemilih, yang tersebar di 371 Tempat Pemungutan Suara (TPS) di enam kecamatan. Di antaranya, pemilih laki laki berjumlah 79.436 pemilih dan perempuan 82.743 pemilih.
 dalam Pilkada serentak 2024. Saat Pilkada serentak berlang...){kind=link}
COMMENTS