.

Hanya 30 Ekor Bayi Penyu yang Dilepaskan di Desa Muara Upu


Hanya 30 ekor tukik (bayi penyu) yang dilepaskan akhir tahun 2023 lalu di Desa Muara Upu, Kecamatan Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan. 


Penulis: Hady K HarahapEditor: Budi Hutasuhut

Operasi Semut Tabagsel (OPS) kembali menggelar acara Pantai Barat Camp yang ke-5 (PBC-V) pada 29-31 Desember 2023. Perhelatan bertema lingkungan ini adalah agenda tahunan yang rutin dilaksanakan tiap akhir tahun di Desa Muara Upu, Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan. Pelepasan bayi penyu (tukik) ke laut lepas merupakan kegiatan utama dari serangkaian kegiatan lainnya yang diadakan di sana.

Abdul Rojack Hasibuan selaku ketua panitia menuturkan bahwa sebanyak 327 peserta turut meramaikan acara PBC-5 ini. Namun, berhubung jumlah bayi penyu yang akan dilepaskan hanya berjumlah 30 ekor, maka tidak semua peserta yang mendapat kesempatan secara langsung melepaskan bayi tukik ke lautan. Kendati demikian, Rojack menyebut bahwa antusiasme peserta tetap tinggi menyaksikan momen langka tersebut di bibir pantai.

“Saya senang sekali untuk pertama kalinya bisa menyentuh dan melepaskan bayi penyu ini ke laut. Ini adalah momen berharga yang tidak akan saya lupakan seumur hidup,” ungkap Butet, salah seorang peserta yang ditemui oleh Sinar Tabagsel.

Lain Butet lain pula dengan Novi, peserta yang masih duduk di bangku SMA tersebut menerangkan bahwa setelah mengikuti acara PBC-V akhirnya ia mengetahui kalau kura-kura dan penyu itu ternyata tidak sama. Ada sejumlah perbedaan yang membedakan keduanya. Mulai dari bentuk tubuh hingga cara hidupnya.

“Saya beruntung sekali bisa mengikuti acara Pantai Barat Camp ini, karena selain bisa menikmati indahnya lautan, saya juga bisa menambah pengetahuan di bidang lingkungan,” sambung Novi.


Perlu diketahui juga bahwa acara yang didominasi oleh generasi muda ini juga mendapat dukungan dari Dinas Pariwisata Tapanuli Selatan. Hal ini dibuktikan dengan digratiskannya tiket kepada seluruh peserta. Tidak sampai di situ, setiap peserta juga diberikan logistik untuk bahan masakan, bahkan panitia juga menyediakan transportasi gratis bagi peserta yang tidak memiliki kendaraan menuju lokasi acara. Dengan kata lain, peserta hanya perlu membawa tenda saja untuk mengikuti kegiatan PBC-V karena hal tersebut diluar tanggungan panitia.

“Semoga di acara Pantai Barat Camp selanjutnya tidak hanya logistik dan transportasi saja yang ditanggung panitia, tapi juga tendanya sekalian. Jadi kami para peserta ini cukup membawa badan saja,” terang Dina dengan nada sedikit bercanda.

“Tapi mudah-mudahan akses jalannya juga diperbaikilah. Pegal juga pinggang kami lewat dari jalan rusak, penuh lumpur, dan berlubang-lubang gitu,” sambung Dina dengan agak ketus

Keberadaan spesies penyu di Pantai Muara Upu telah menunjukkan secara jelas bahwa ekosistem pantai di sana masih sangat asri. Pasalnya, penyu merupakan indikator kelestarian ekosistem laut. Apabila penyu sudah tidak ditemukan lagi bertelur di sebuah kawasan pantai, maka dapat dipastikan kalau kelestarian ekosistem di kawasan pantai tersebut sudah rusak. Hal tersebut di sampaikan oleh Erwin Siregar, selaku narasumber dalam acara PBC-V yang juga merupakan ketua dari Lembaga Ovata Indonesia (LOI).

“Kita berharap agar keberadaan penyu di Pantai Muara Upu itu dapat terus terjaga karena pantai ini merupakan satu-satunya pantai kebanggaan masyarakat Tapanuli Selatan,” Erwin menjelaskan.

Lebih lanjut, Operasi Semut Tabagsel (OPS) merupakan komunitas yang dibentuk pada 2018 lalu oleh sekelompok pemuda yang memiliki komitmen tinggi terhadap dunia konservasi, khususnya pelestarian lingkungan di wilayah Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel). Sejauh ini, sejumlah kegiatan bertema lingkungan telah mereka gelar, di antaranya adalah pelepasan penyu di pantai Muara Upu.

Tidak ada komentar

Beranda