Pebisnis Tanaman Hias Minta Wali Kota Optimalkan Ekonomi Baru

Para pelaku usaha industri tanaman hias (florikultura) di Kota Padang Sidimpuan mengharapkan agar pemerintah daerah mengoptimalkan pemanfaatan sumber ekonomi baru dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah ketika tingkat ekonomi konsumsi masih mandek akibat pandemi Covid-19. 

"Ketika pertumbuhan beberapa sektor ekonomi stagnan akibat pandemi Covid-19, pertumbuhan industri tanaman hias justru melonjak dalam dua bulan terakhir dengan pendapatan rata-rata Rp1 juta-Rp2 juta per hari dari penjualan berbagai varietas tanaman hias," kata Linni Hutapea, founder Mam's Rathu Nursery di Kelurahan Batunadua Jae, Kecamatan Padang Sidimpuan Batunadua, Minggu, 15 November 2020. 

Linni Hutapea yang berencana akan membentuk asosiasi pelaku usaha florikultura di Kota Padang Sidimpuan ini, menilai meningkatkan permintaan bunga hias yang terjadi dua bulan terakhi berbeda dengan fenomena monkey business sebagaimana yang terjadi terhadap batu akik, anthorium, atau ikan lou han beberapa tahun lalu. 

"Monkey business itu terjadi karena suatu kelompok atau komunitas, dalam hal ini pecinta tanaman hias, menciptakan pasar dengan menjadikan harga tanaman bernilai tinggi," kata Linni Hutapea, yang memulai berbisnis tanaman hias sejak 2013 lalu. 

Menurut Linni, fenomena tanaman hias di Kota Padang Sidempuan berbeda dengan fenomena serupa secara nasional karena industri florikultur tumbuh akibat mandeknya pertumbuhan sejumlah sektor ekonomi lantaran terdampak pandemi Covid-19. "Pandemi Covid-19 membuat masyarakat menahan konsumsi, sehingga kontribusi sektor-sektor yang selama ini mendorong pertumbuhan ekonomi di Kota Padang Sidempuan jadi terhenti," katanya. 

Dia mencontohkan masyarakat tidak lagi makan di restoran, ada tapi tidak  sebanyak biasanya, pola itu jadi sangat terbatas, sehingga masyarakat tertahan konsumsinya, uangnya tertinggal di perbankan jadi saving. "Saat ini dana pihak ketiga di perbankan menjadi meningkat, padahal dana itu biasanya menjadi uang beredar di masyarakat kita," katanya.  

Dalam pandangan Linni Hutapea, pemerintah daerah perlu terus mendorong pertumbuhan konsumsi masyarakat agar tingkat perekonomian daerah menjadi positif. Jika tidak, lanjutnya, akan terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi yang berpengaruh terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. 

"Pemerintah daerah perlu memacu sumber-sumber ekonomi guna meningkatkan pertumbuhan menjadi lebih baik, salah satu sektor yang cukup menguntungkan adalah florikultura. Industri florikultura tidak memerlukan lahan yang luas dan modal yang besar, dan industri ini bisa untuk skala kecil di tingkat rumah tangga," katanya. 

Penulis: Fajri Iklas Tambuhan Editor : Dian MS Siregar


alt gambar
Copyright © Sinar Tabagsel. Designed by OddThemes