Geopark Kaldera Toba Kembali Dapat Green Card

Penulis: Linni Audy | Editor: Budi Hutasuhut 

Salah satu objek wisata di Pulau Samosir yang merupakan bagian dari geosite 
Ambarita-Tuktuk-Tomok. Destinasi wisata ini kaya akan warisan budaya Btak kuno, termasuk situs kuburan batu dan arsitektur 
rumah adat tradisional.

Setelah menerima yellow card dua tahun lalu,  tahun 2025 UNESCO Global Geopark (UGG) memberikan green card kepada Geopark Kaldera Toba.  Status ini ditetapkan saat Sidang Komite Eksekutif ke-11 dalam Konferensi Global Geopark Network (GGN) di Kutralkura,  Cile, Sabtu,  6 September 2025. 

General Manager Badan Pengelola Toba Caldera UNESCO Global Geopark, Azizul Kholis,  memasuki gedung di kawasan Hotel Rogate Beach di daerah Ambarita, Pulau Samosir, Sabtu, 13 September 2025. "Saya baru tiba dari Cile," katanya.

Azizul Kholis diagendakan sebagai salah seorang pembicara dalam ajang Danau Toba Writers Festival (DTWF) yang digelar di Hotel Rogate Beach, 12-14 September 2025. LTWF adalah peristiwa budaya, pertemuan para writers (pengarang) dari berbagai daerah di Indonesia dan negara,  berlangsung dengan tiga bahasa: Batak,  Indonesia, dan Inggris.  

Gelaran tahunan ini ditaja Indonesia Wise sejak tahun 2022. Indonesia Wise adalah korporasi yang bermarkas di Singapur,  dipimpin Amol B. Titus, seorang pengusaha berkebangsaan India yang juga seorang penyair. 

Sebagai penggagas LTWF, Amol Titus membayangkan para pengarang memiliki kapasitas untuk kontribusi signifikan memperkenalkan Geopark Kaldera Toba kepada masyarakat luas. Lewat karya sastra yang mereka ciptakan, Amol Titus meyakini para pengarang  dapat menonjolkan unsur geologi, keanekaragaman hayati, dan kebudayaan masyarakat di sekitar keberadaan Geopark Kaldera Toba.   

Dengan begitu, LTWF sejalan dengan agenda Badan Pengelola Toba Caldera UNESCO Global Geopark dalam mengembangkan Kaldera Toba sebagai salah satu warisan geopark dunia oleh UGG (UNESCO Global Geopark). 

"LTWF yang digelar Indonesia Wise sejak 2023, ikut berkontribusi dalam mencapai status green card, penilaian tertinggi dalam keanggotaan GGN," kata Azizul 

Ketika tim asesor dari UNESCO datang meninjau semua geosat di lingkungan Geopark Kaldera Toba, informasi tentang gelaran tahunan para pengarang lewat ajang LTWF di sekitar kawasan Kaldera Toba Geopark, telah sampai ke tim asesor. Adanya gelaran tahunan LTWF menunjukkan keberadaan Geopark Kaldera Toba telah mendapat perhatian serius dari banyak kalangan.

Azizul Kholis mengatakan green card merupakan indikator standar pengelolaan yang terpenuhi sesuai protokol UGG. Setiap anggota UGG yang menerima green card akan di-revalidasi setiap empat tahun untuk mengevaluasi pengelolaannya. Sementara anggota yang menerima yellow card direvalidasi setiap dua tahun. 

UNESCO, kata Azizul,  mengeluarkan rekomendasi green card lantaran warisan geologi dan interpretasinya,  warisan lainnya seperti identifikasi warisan alam dan budaya hingga warisan tak benda, visibilitas dan kemitraan, hingga jejaring dan pelatihan. 

"Green card bukan tujuan, tapi apakah keberadaan Kaldera Toba Geopark mampu memberikan kontribusi terhadap pemberdayaan masyarakat di sekitarnya," kata Azizul.

Menurut dia, saat ini ada 229 taman bumi di 50 negara yang menjadi anggota UGG. Di Indonesia, ada 10 anggota UGG, antara lain Geopark Kaldera Batur, Belitong, Ciletuh-Palabuhanratu, Ijen, Merangin Jambi, Rinjani-Lombok, hingga Raja Ampat.

"Pembangunan berbasis geopark mengedepankan konservasi dan pemberdayaan masyarakat lokal," kata Azizul. "Ke depan, manffat Geopark Kaldera Toba bagi masyarakat akan lebih diutamakan."

Sebelumnya Sinar Tabagsel memberitakan Kaldera Toba Geopark resmi menjadi anggota UGG pada 7 Juli 2020 dalam Sidang Ke-209 Dewan Eksekutif UNESCO di Paris. Keanggotaan ini memperkuat pembangunan berbasis geopark yang mencakup tiga pilar utama pemberdayaan masyarakat lokal,  edukasi, dan konservasi. 

Namun, pada September 2023,  status Kaldera Toba Geopark mendapat status yellow card karena empat rekomendasi penting belum dijalankan secara maksimal.  

Pertama, badan pengelola harus meningkatkan kegiatan edukasi berbasis riset. Kedua, harus segera dilakukan revitalisasi dan optimalisasi badan pengelola.

Ketiga, harus dilaksanakan pembelajaran manajemen agar badan pengelola bisa memahami dan melaksanakan prinsip UGG. 

Keempat, harus ada perbaikan visibilitas, yakni dengan pembangunan gerbang, monumen, dan panel interpretasi. Visibilitas ini perlu diperbanyak sehingga pengunjung bisa tahu kalau sudah berada di kawasan Geopark Kaldera Toba.

Copyright © Sinar Tabagsel. Designed by OddThemes