.

Penambang Bitcoin Mencuri Listrik di Kota Medan

 


Jurnalis: Juan Sitorus | Editor: Budi Hutasuhut

Pamor bisnis tambang bitcoin sudah redup di mana-mana. Tingginya biaya operasional untuk mengaktifkan server dan teknologi yang dipergunakan bukan saja merugikan para pelaku bisnis tersebut, tetapi juga menyebabkan lonjakan penggunaan arus listrik yang mempengaruhi ketersediaan tenaga listrik di sekitar lokasi penambangan. 

Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Sumatra Utara menggerebek puluhan gedung yang digunakan para pelaku penambangan bitcoin di Kota Medan pada Minggu, 24 Desember 2023. Sebanyak 26 orang dari puluhan gedung yang ada di berbagai lokasi di Kota Medan ini ditahan berikut 1.314 unit mesin/server Bitcoin. 

"Mereka mencuri arus listrik untuk menyalakan mesin tambang bitcoin," kata Kapolda Sumut, Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi. "Ini tambang bitcoin ilegal."

Sejumlah peralatan yang disita seperti laptop, 3 unit DVR CCTV, handphone, potongan kabel JTR, 4 unit panel 3 pas, 4 unit panel NCB, 3 unit panel MCB, meteran KWH, 20 unit modem, 440 meter kabel arus listrik, 11 unit CPU komputer, monitor komputer, dan dokumen penerimaan serta pengiriman server.

"Kurun waktu 6 bulan tambang bitcoin ini beroperasi, estimasi kerugian negara akibat pencurian arus listrik mencapai Rp14,4 miliar," kata Kapolda. 

Kemunculan bitcoin menciptakan profesi baru, yaitu para penambang koin. Para penambang sebetulnya bertugas sebagai "validator", memverifikasi setiap transaksi. Sebagai imbalan jerih payahnya, mereka mendapatkan bitcoin bisa ditukar 21.622,85 dolar AS.

Para penambang bitcoin membutuhkan daya yang banyak untuk proses data yang besar. Mereka harus memiliki perangkat komputer dengan kapasitas GPU yang lowong agar bisa memproses sebanyak mungkin data dalam waktu singkat. 

Sebab itu, para pelaku bisnis baru yang sempat booming ini, mencari negara termurah untuk menambang bitcoin. Guna menentukan biaya menambang, dihitung kebutuhan listrik dan biaya listrik yang diperlukan. 

Dari daftar yang dirilis oleh 911 Metallurgist, Kuwait, menjadi negara dengan biaya menambang Bitcoin terendah yakni 1,393 dolar AS atau sekitar Rp20,9 juta per 1 Bitcoin. Dari biaya yang dikeluarkan tersebut, profit atau keuntungan yang didapat sebesar 20.228,90 dolar AS atau sekitar Rp302 juta.

Negara kedua yang menjadi lokasi paling cuan untuk menambang Bitcoin adalah Aljazair. Di sini, profit untuk setiap satu Bitcoin yang ditambang mencapai 17.440,9 dolar AS atau sekitar Rp 261 juta.

Di Indonesia, biaya menambang per 1 Bitcoin mencapai 21,307 dolar AS atau sekitar Rp320 juta. Dengan kata lain, penambang Bitcoin di Indonesia bisa meraih profit 315,27 dolar AS atau sekitar Rp4 juta sampai Rp6 juta per bulan. 

Tutup Dimana-Mana

Peningkatan permintaan listrik terkait dengan penambangan bitcoin telah menyebabkan krisis listrik di beberapa negara. Tambang kripto di Texas, Amerika Serikat, terpaksa menghentikan operasional. Pasalnya, Dewan Keandalan Listrik Texas yang diberi nama ERCOT meminta agar otoritas di negara bagian tersebut menghemat listrik demi menghindari kegagalan pasokan listrik. 

Texas punya pengalaman buruk soal pasokan listrik. Pada 2021, hampir seluruh area di Texas mati listrik di tengah badai musim dingin. Ratusan orang meninggal dunia karena tidak bisa menjaga suhu tubuh mereka tetap hangat.

Menurut Presiden Asosiasi Blockchain Texas, Lee Bratcher, kapasitas penambangan Bitcoin yang dimatikan mencapai 1.000 MW. "Ini mencakup hampir semua tambang Bitcoin di Texas dan mengosongkan sekitar 1% dari kapasitas distribusi listrik untuk dialihkan ke penggunaan komersial dan ritel," kata Bratcher.

Konsumsi listrik yang besar membuat beberapa negara bagian di AS melarang penambang Bitcoin menggunakan listrik yang berasal dari bahan bakar fosil, termasuk New York. Ini mendorong penambang New York ramai-ramai pindah ke Texas.

Menurut Bloomberg, tambang bitcoin membuat penggunaan listrik di Texas meroket. Pada bulan ini, rekor penggunaan listrik di Texas dua kali pecah yaitu sebanyak 77.460 MW pada 5 Juli dan 78.206 MW pada 8 Juli.

Tidak ada komentar

Beranda