.

Konservasi Budaya Angkola dengan Muatan Lokal Pelajar SLTP di Tapsel


Efry Nasaktion | Jurnalis Sinar Tabagsel

Nilai-nilai budaya Angkola dikonservasi dalam bentuk muatan lokal dalam Kurikulum Merdeka Belajar untuk pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Tapanuli Selatan.

Syaifuddin Zuhri Harahap dari Balai Bahasa Sumatra Utara (BBSU) membeberkan kebijakan pemerintah di bidang pelestarian nilai-nilai budaya tradisi yang menjadi tugas dan tanggung jawab institusi di mana ia bekerja sebagai peneliti budaya yang ada di wilayah Sumatra Utara bagian Selatan.  

Penjelasan itu disampaikannya kepada guru-guru SMP yang ikut sebagai Tim Penyusun  dan Pembuatan Buku Mata Pelajaran Muatan Lokal untuk SMP di Kabupaten Tapanuli Selatan yang digelar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tapanuli Selatan di Hotel Tor Sibohi Nauli, Kecamatan Sipirok,  Rabu, 11 September 2023. 

"Muatan lokal ini penting dalam rangka pelestarian nilai-nilai budaya," kata Syaifuddin Zuhri.

Bagi BBSU, kegiatan ini masuk dalam program konservasi nilai-nilai budaya lokal agar  nilai-nilai itu terinternalisasikan ke dalam kegiatan-kegiatan produktif masyarakat.

Di dalam kegiatan ini, BBSU punya kepentingan agar nilai-nilai budaya lokal lestari. Pasalnya, BBSU mempunyai program-program yang berkaitan dengan vitalitas nilai budaya, revitalisasi nilai budaya, konservasi nilai budaya, dan registrasi nilai budaya. 

"Penyusunan muatan lokal ini bagian dari konservasi nilai budaya," katanya.

Di dalam kegiatan konservasi, nilai-nilai budaya lokal yang ada dan berkembang di masyarakat akan dipetakan, kemudian didata dan dihimpun dalam database. Dari hasil pemetaan akan diketahui peta lokasi untuk mengukur keberadaannya di lingkungan masyarakat.

"Kita akan mengetahui, kalau ingin menemukan kuliner di Tapanuli Selatan, hanya perlu datang ke Sipirok. Begitu juga dengan nilai-nilai budaya dan warisan budaya lainnya," katanya.

Dengan adanya pemetaan, maka bisa lebih representatif mengemasnya ke salam muatan lokal, sehingga bisa diketahui apa saja yang akan dimuat dalam kurikulum muatan lokal itu. 

Kepala Bidang Kebudayaan, Dinas Pendidikan Kabupaten Tapsel, Hotma Rido Ranto Siregar S.Ag, M.Si selaku penanggung jawab kegiatan, mengatakan “Penyusunan dan Pembuatan buku mata pelajaran Muatan Lokal” bagi siswa tingkat SMP ini melibatkan para guru sebagai penyusun.

 "Guru yang lebih paham karakteristik siswanya sehingga tahu kapasitas dan kemampuan siswa yang akan mempelajari muatan lokal tersebut," katanya.

Muatan lokal pada kurikulum merdeka belajar menurut pusat pengembangan Kurikulum adalah sebuah kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi yang terdapat dalam suatu daerah.

"Supaya lebih maksimal, kita melibatkan akademisi, pelaku budaya, budayawan, juga aktivis lembaga kebudayaan dan kesenian di Tapanuli Selatan," katanya.

Keterlibatan para ahli ini, tambah Ridho, sebagai pengarah dalam penyusinan buku muatan lokal agar tidak ada nilai budaya yang terlewatkan. 

"Tujuan utamanya adalah konservasi dan pelestarian, sehingga perlu semua nilai budaya yang ada terelam dalam kurikulum muatan lokal ini " katanya.

Para ahli yang dilibatkan antara lain Dr. Zainal Efendi Hasibuan, MA dari akademisi UIN Suhada Padang Sidimpuan, H. Budi P Hutasuhut, MM (budayawan dan Direktur Pusat Kajian dan Penelitian Kebudayaan Angkola), Drs. Sorimuda Harahap (tokoh adat), Bestari Endahyani, M.Pd (akademisi STIT Hasyim Asy'ari Padang Sidimpuan), Drs Fajaruddin Tanjung (Ketua Dewan Kesenian Tapsel), dan Nasruddin Nasution (pemerhati seni). 

1 komentar

Anonim mengatakan...

Semoga kegiatan ini sukses dan bermanfaat bagi peserta didik. sehingga peserta didik semakin mencintai bahasa nya sendiri.

Beranda