Tegur Sopir Truk-Truk Trailer PLTA Simarboru, Masyarakat Marancar Dituduh Memalak

Penulis: Soaduon Nainggolan | Jurnalis Sinar Tabgsel di Batangtoru



Khawatir truk-truk trailer long chassis pengangkut material dan peralatan untuk Pusat Listrik Tenaga Air Sipirok-Marancar-Batangtoru (PLTA Simarboru) akan menimbulkan masalah bagi masyarakat sekitar. Pasalnya, kendaraan yang panjangnya mencapai 1.200 meter dengan berat lebih dari 30 ton itu beroperasi siang hari, melewati perkampungan yang padat penduduk.

Kegiatan konstruksi pembangunan infrastruktur di kawasan PLTA Simarboru oleh PT North Sumatera Hydro Energy (NSHE) bersama sejumlah perusahaan kontraktor yang bekerja di dalam kawasan itu, meresahkan masyarakat di Kecamatan Marancar yang dilalui oleh truk-truk pengangkut material dengan tonase di atas 30 ton karena tidak cocok dengan kapasitas jalan. Sudah berulang-ulang masyarakat menyampaikan protes kepada PT NSHE yang mengantongi kontrak  BTO (build,transfer,operate) selama 30 tahun itu, tapi tidak ada tanggapan. 

Pada Rabu, 1 Maret 2023, Sinar Tabgsel  melihat masyarakat yang tinggal di pinggir jalan kabupaten itu, mulai dari Sipenggeng sampai Pasar Sempurna, turun ke jalan untuk menahan truk-truk bertonasi tinggi yang melaju membentuk konvoi, lalu meminta para sopir agar lebih hati-hati saat melintasi wilayah perkampungan padat penduduk.  

Beberapa warga menawarkan diri agar para sopir memberdayakan masyarakat sekitar untuk memandu guna mencegah terjadinya kecelakaan lalu-lintas. Pasalnya, konvoi truk-truk jenis trailer long chassis yang panjangnya mencapai 1.200 meter dengan berat lebih dari 30 ton, rawan terjadi kecelakaan di jalur yang padat penduduk.  

"Awalnya sopir mengaku akan menghubungi pimpinannya, tapi ternyata mereka menghubungi polisi," kata Sutan Siregar, salah seorang warga yang mengaku melihat aksi pencegatan truk-truk trailer pembawa material ke PLTA Simarboru itu. "Bukan pimpinan mereka yang datang, malah polisi dari Polres Tapsel yang datang."

Entah mendapat laporan dari sopir truk trailer, anggota Polres Tapsel langsung mengejar masyarakat dengan alasan melakukan kejahatan pemalakan. Kedatangan petugas itu membuat masyarakat lintang-pukang, terbirit-birit menghilang dari pinggir jalan. Namun, saat polisi tidak ada lagi, mereka kembali mencegah truk-truk trailer yang konvoi sepulang mengantarkan material ke kawasan PLTA Simarboru. 

Salah seorang sopir yang berhenti setelah dicegat, menolak disebutkan namanya, mengaku pihaknya sudah sering dicegat masyarakat saat mengantarkan materail ke dalam kawasan PLTA Simarboru. kata sopir itu, sejak januari 2023, sudah berkali-kali masyarakat beberapa desa di Keamatan Marancar mencegat dan menghalangi mereka. 

Ketika masyarakat menyampaikan apa yang mereka lakukan bukan sebuah kejahatan tetapi hanya untuk membantu, kenapa justru dilaporkan ke Polres Tapsel. 

"Kami hanya menawarkan diri untuk memandu agar masyarakat tidak jadi korban, kenapa malah kami dianggap kriminal hingga harus dilaporkan ke Polres Tapsel?" tanya warga.

Lantaran tidak ada jalan tengah, Rabu, 1 Maret 2023 sekitar pukul 18.00, masyarakat mempersilahkan sopir untuk melanjutkan perjalanannya. Menurut masyarakat, sebagai warga di Kecamatan Marancar yang dilintasi truk-truk trailer dengan tonase berat dan ukuran sangat panjang, mereka tahu persis kondisi lalu-lintas saat truk-truk itu melintas. 

"Mereka lewat saat jam padat. Kami khawatir keluarga kami akan jadi korban kecelakaan lalu-lintas. Kami harus menjaga keselamatan keluarga kami," katanya.

Aksi mencegat truk-truk trailer diakui masyarakat sudah sering dilakukan, tetapi tidak ada solusi dari PT NSHE. Padahal, masyarakat melakukan semua ini karena mengkhawatirkan dampak jika terjadi kecelakaan justru akan merugikan masyarakat karena jalur yang dilintasi truk-truk trailer itu padat penduduk. 

"Perusahaan tidak akan mau tahu kalau terjadi kecelakaan. Kami juga yang akan mendapat kesusahan," kata Parlagutan Siregar.

Copyright © Sinar Tabagsel. Designed by OddThemes