Penulis: Ahmad Raya Hasibuan | Editor: Budi Hutasuhut
Di sejumlah SPBU di Padang Sidempuan, bahan bakar solar bersubsidi jadi rebutan para sopir hingga menimbulkan kemacetan panjang yang menyusahkan masyarakat pemakai jalan lainnya.
TIAP sore, terjadi antrean panjang berbagai jenis kendaraan menuju SPBU (stasiun pengisian bahan bakar umum) yang ada di Kota Padang Sidempuan. Antrean itu truk dan bus umum bermesin disel itu terjadi karena para pengendara berebut mendapatkan bahan bakar solar bersubsidi yang sulit diperoleh selama Oktober 2021.
Di SPBU No: 14.227.317 yang berada di Jalan Raja Inal Siregar, Sitamiang, Kota Padang Sidempuan, antrean panjang kendaraan terjadi sejak pukul 17.30 Wib. Antrean didominasi truk-truk fuso, truk pick up, dan berbagai jenis mobil angkutan umum milik sejumlah perusahaan transortasi berebut mencari agar bisa lebih dahulu masuk ke SPBU.
Para sopir ini melakukan manuver memutar di jalan Raja Inal Siregar yang merupakan ruas jalan negara yang juga bagian dari jalur Jalan Lintas Sumatra (Jalinsum), dan aksi para sopir menimbulkan kemacetan lalu-lintas. Kondisi semakin parah karena tidak ada petugas, baik dari pengelola SPBU maupun petugas lalu-lintas dari Polres Kota Padang Sidempuan maupun dinas terkait yang mengatur kekacauan lalu-lintas tersebut.
Antrean kendaraan itu terjadi saat jam sibuk, karena tingkat mobilitas kendaraan di Jalan Raja Inal Siregar sedang tinggi. Akibatnya, masyarakat pengguna jalan tertahan dalam kemacetan, dan tak jarang terdengar keributan antara para pengendara.
Petugas di SPBU mengatakan, pihaknya sudah berusaha untuk menata dan mengatur agar para pemilik kendaraan yang ingin mengisi solar tidak berebut. Pasalnya, ulah para pengendara justru membuat pintu masuk menuju SPBU jadi tertutup, sehingga masyarakat yang ingin mengisi bahan bakar bukan solar tidak bisa dilayani. Namun, peringatan itu tidak diperdulikan oleh para pengendara, sehingga antrean dan kemacetan sering berlangsung berjam-jam.
Kondisi serupa juga terjadi di SPBU di Jalan Serma Lian Kosong. Antrean kendaraan yang ingin mengisi bahan bakar solar bersubsidi menyebabkan kemacetan sampai ke Jalan Sutombol. Antrean panjang kendaraan di SPBU yang dikelola PT Harapan Inti ini pun tidak tampak petugas, padahal posisinya sekitar 500 meter dari markar Polres Kota Padang Sidempuan.
Pemandangan serupa juga muncul di SPBU Qolbun Salim di Batunadua Julu, Kecamatan Padangsidempuan Batunadua. Di SPBU ini, antrean kendaraan membuat jalan lintas Sumatra tertutup, sehingga terjadi kemcaetan. Kondisi di sini pun semakin kacau karena tidak petugas yang mengatur. Truk-truk fuso bertumpuk dan memenuhi jalan raya, membuat pengguna jalan raya kesulitan bergerak.
Takut tak kebagian
Sejumlah sopir mengaku, mereka terpaksa berdesak-desakan menyerbu SPBU untuk mendapatkan solar bersubsidi. Pasalnya, sejak Oktober 2021, solar bersubsidi sulit diperoleh. "Kalau tidak ikut antre, tak bakal dapat solar," kata Yusuf, pengendara truk fuso yang ditemui di SPBU Qolbun Salim. "Siang, solar pasti habis."
Husin, pengendara bus angkutan umum, mengatakan hal yang sama. Dia mengaku tidak tahu kenapa sulit mendapatkan solar, tapi dia mendengar petugas SPBU mengatakan pemerintah mengurangi jatah solar pada setiap SPBU. "Entahlah, aku tak tahu penyebabnya. Katanya pemerintah mengurangi jatah SPBU."
Petugas SPBU menolak memberi komentar dengan alasan tugasnya hanya melayani pembeli. Namun, petugas yang bernama Ahmad itu tidak membantah ketika disebut pemerintah mengurangi jatah solar untuk SPBU.
Oktober 2021 lalu, Gubernur Sumatra Utara, Edy Rahmayadi, dalam akun Instagramnya @edy_rahmayadi, mengatakan akan menindaklanjuti banyaknya keluhan masyarakat terkait kelangkaan BBM di Sumatera Utara belakangan ini. Gubernur Sumut kemudian memanggil Pertamina dan beberapa pemangku kepentingan lainnya untuk meminta kejelasan dan mendiskusikan beberapa solusi mengenai masalah kelangkaan BBM solar ini.
Pertemuan tersebut dihadiri Asep Wicaksono, EGM Pertamina Patra Niaga Sumbagut dan Taufikurahman selaku Area Manager Comm, Rell & CSR Pertamina Sumbagut. Dari hasl pertemuan itu, Pertamina akan memasok kebutuhan solar bagi Sumut. Namun, hingga hari ini, kelangkaan solar tetap terjadi di beberapa daerah di Sumatra Utara. *
Posting Komentar