Penulis: Ahmad Husein Harahap | Editor: Nasaktion Efry
Eva Riyanty Lubis, penulis cerpen dan novel yang telah menghasilkan 53 buku, mengelar Field Study Mahasiswa Program Magister Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary (UIN Syahada) Kota Padangsidimpuan di MAN 2 Padangsidimpuan
Para siswa Kelas XII MIPA 5 MAN 2 Padangsidimpuan bagai mendapat energi ekstra saat memulai kegiatan belajar-mengajar pada Selasa, 21 Oktober 2025. Bagaimana tidak, para siswa yang dikenal aktif dan giat belajar ini, kedatangan tamu istimewa yang memiliki pengalaman menulis selama kurang lebih 13 tahun. Ya, sosok spesial itu adalah Eva Riyanty Lubis, penulis nasional yang telah mengabdikan hidupnya untuk kegiatan dakwah lewat tulisan.
Eva Riyanty Lubis telah mengorbitkan sebanyak 53 buku karya tunggal, belum lagi antologi bersama penulis lain dari seluruh Indonesia. Eva memiliki keahlian menulis bidang fiksi (cerpen dan novel). Penerima penghargaan dari Badan Bahasa Kemendikbud Ristek Jakarta tahun 2024 ini sukses menulis buku anak berjudul “Kesatria Apau Ping” dan “Saung Seling” yang dicetak khusus untuk Perpustakaan SMA di Indonesia.
Tahun 2024 lalu, buku “Poku Si Kuman Kuku” karya Eva terpilih menjadi Buku Pilihan Bahan Baca Literasi untuk SD di Indonesia. Lebih dari 3.000 naskah lomba bersaing untuk mendapatkan 350 judul buku sebagai bahan bacaan literasi.
Eva, panggilan akrabnya, seorang ibu rumah tangga kelahiran Padangsidimpuan, 13 Mei 1992. Selain menulis, Beliau kini menjalani perkuliahan pada Program Magister Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) di Universitas Islam Negeri Syekh Ali Hasan Ahmad Addary (UIN Syahada) Kota Padangsidimpuan.
Kehadirannya di MAN 2 Padangsidimpuan merupakan tugas Field Study (Pengembangan Kepada Masyarakat) bertajuk “Literasi Dakwah dan Penulisan Kreatif Islami di Era Digital”. Kesempatan ini menjadi sebuah gebrakan bagi ibu dari 2 putri ini dalam mengaplikasikan kepenulisannya, yang diharapkan memberi manfaat besar bagi kalangan siswa.
Berlangsung selama 90 menit, para siswa tampak tekun dan sangat antusias menulis esai yang menjadi materi wajib di kelas XII. Materi ini mengangkat permasalahan di sekitar siswa, dan menuliskannya dengan memberikan solusi dan pemecahan masalah dimaksud.
Eva, penyuka traveling, baca buku, dan nonton ini menyampaikan kisahnya ketika berada di pedalaman Puncak Jaya Papua dalam program Residensi Penulis Nasional pada tahun 2019. “Selama di sana, saya merasakan banyaknya sarana dan prasarana yang kurang memadai khususnya dari segi pendidikan. Anak-anak masih banyak yang tidak bisa membaca meskipun sudah berusia remaja. Bahan buku bacaan juga terbatas. Tak jarang ditemukan anak-anak yang sudah berusia remaja tapi masih duduk di Sekolah Dasar,” kata Eva.
Eva mengingatkan, seiring berkembangnya teknologi, peluang dan tantangan ada di depan. Remaja harus mampu melihat peluang, tidak hanya tenggelam di dalamnya. Misalnya, penggunaaan media sosial, jangan hanya dijadikan sebagai media hiburan, namun dijadikan sebagai media pembelajaran agar ada hal-hal bermanfaat yang dapat diambil.
“Begitu juga dengan pengguanaan AI yang makin marak. Kita tidak mungkin menolak perkembangan tekhnologi, tetapi kita bisa menjadikan AI sebagai media yang membantu proses pembelajaran,” katanya.
Aulya Adha Siregar, siswa kelas XII MIPA 5 dalam keterangannya menyampaikan apresiasi positif atas kehadiran Eva Riyanty Lubis ke kelasnya dalam memberkan materi kepenulisan,”Alhamdulillah saya sangat bersyukur karena materi yang diberikan Kak Eva sangat bermanfaat,” katanya.
Ia mengaku bangga bisa dibimbing penulis nasional yang karyanya sudah dimuat di berbagai media seperti Kompas, Tabloid Gaul, Majalah Gadis, Tabloid Nova, Radar Surabaya, Radar Bojonegoro, Harian Analisa, Harian Medan Bisnis, Waspada, dan berbagai media cetak lokal, nasional, dan juga online lainnya. “Cara penyampaiannya sangat jelas, menarik dan mudah dipahami. Terbukti saya sudah menyelesaikan esai berjudul Peran Chat GPT Bagi Siswa. Tema ini saya angkat karena banyaknya teman teman yang menggunakan Chat GPT, bahkan menggunakannya untuk curhat, “ kata Aulya bersemangat.
Posting Komentar