![]() |
Ali Muda Siregar, owner UMKM Center, Pusat Jajanan Khas Kota Padang Sidimpuan |
Di pusat Kota Padang Sidimpuan, tepatnya di Jalan Sudirman (eks Jalan Merdeka), di jejeran bangun rumah toko (ruko), muncul sebuah gedung berkelir warna merah yang menyita perhatian masyarakat. Ada tulisan UMKM Center berukuran besar pada bagian depan, dan sebuah tanda merek bertulis "Pusat Jajanan Khas Padang Sidimpuan Cap Tugu Salak" tertera di sana.
Penulis: Budi P Hutasuhut | Editor: Hady Kurniawan Harahap
Ketika Sinar Tabagsel berkunjung ke gedung yang baru diresmikan pada Senin, 5 Agustus 2024, seorang karyawan berseragam putih hitam menyambut dengan ramah sambil menawarkan daftar menu. "Silahkan, Pak!"
Setelah memesan salah satu menu di daftar itu, kami dipersilahkan masuk untuk melihat isi gedung. Setelah melewati pintu kaca, terasa sejuk seperti dalam sebuah pusat perbelanjaan. Di hadapan kami, pemandangan sejumlah rak yang ditata rapi. Pada rak-rak itu ditata sejumlah jajanan berupa makanan ringan produk UMKM seperti kripik, kokies, donat, dan lain sebagainya berupa makanan ringan. Produk-produk itu dikemas secara menarik, lengkap dengan mereka, label halal, dan izin kesehatan. Semua produk yang dipajang merupakan hasil produksi pelaku-pelaku usaha UMKM yang ada di Kota Padang Sidimpuan.
"Masih banyak rak yang kosong, tapi nanti semua akan terisi," kata karyawan, ketika Sinar Tabagsel berhenti di bagian rak yang masih kosong.
Gedung UMKM Center Padang Sidimpuan, sepintas tampak seperti infrastruktur yang dibangun pemerintah daerah sebagai pusat penjualan jajanan khas seperti sering ditemukan di kota-kota lain. Tapi tidak, gedung yang baru dibangun itu milik swasta, digarap sebagai manifestasi gagasan Ali Muda Siregar, salah seorang putra kelahiran Kota Padang Sidimpuan yang sukses mengembangkan usaha UMKM, untuk menyokong perkembangan UMKM di Kota Padang Sidimpuan.
Ali Muda Siregar toidak asing dengan pengembangan UMKM di Kota Padang Sidimpuan. Pelaku usaha UMKM ini, pertama kali melakukan gebrakan di sektor usaha UMKM di Kota Padang Sidimpuan dengan memperkenalkan bolu salak, produk oleh-oleh berupa bolu yang memiliki ciri khas olahan buah salak.
Salak merupakan buah khas Kota Padang Sidimpuan, menjadi ikon kota ini. Produksi buah salak berlimpah, tapi belakangan pamor buah salak Padang Sidimpuan kalah jauh dibandingkan buah-buah lain. Munculnya pedagang buah yang ditopang para grosir skala nasional, perlahan-lahan menyingkirkan salak khas Padang Sidimpuan dari hati masyarakat.
Ali Muda Siregar membuat produk inovatif dari olahan salak. Jika selama ini salak asal Padang Sidimpuan dijual sebagai buah segar, produk olahan salak menjadi hal baru. Ali Muda Siregar mengaku, untuk bisa menghasilkan produk bolu dari olahan buah salak, ia harus menjalani kursus memasak. Sekarang, produk bolu salak yang awalnya dijajakan di gerai Bolu Salak Kenanga di Jalan Kenanga Kota Padang Sidimpuan, kini menjadi brand yang terkenal sebagai oleh-oleh.
Sukses dengan bolu salak dan gerai Bolu Salak Kenanga, Ali Muda Siregar mengembangkan gagasan untuk mendongkrak daya saing UMKM yang ada di Kota Padang Sidimpuan dengan menggelar Festival Oleh-Oleh Tabagselo pada 2016. Bersama sejumlah putra Tabagsel yang merantau, Ali Muda Siregar memprakarsai sejumlah kegiatan yang berorientasi untuk mendorong dan memacu pelaku UMKM di Padang Sidimpuan agar punya daya saing.
Namun, kegiatan Festival Oleh-Oleh Tabagsel terhenti akibat pandemi Covid-19. Wabah Pandemi-19 juga banyak menghantam pelaku UMKM di Kota Padang Sidimpuan, membuat ratusan pelaku UMKM gulung tikar.
Menurut data di Dinas Perdagangan Kota Padang Sidimpuan, pendapatan dari sektor UMKM Kota Padang Sidimpuan pada tahun 2018 sebesar Rp22.230.000.000. Namun, pandemi Covid-19 pada tahun 2019 membuat pendatan sektor UMKM berkurang jadi Rp11.232.000.000. Kondisi ini terjadi akibat para pelaku UMKM belum bisa menyesuaikan diri dengan pandemi Covid-19 sehingga banyak yang gulung tikar.
Pasca pandemi Covid-19, mulai tahun 2020, pendatan UMKM Kota Padang Sidimpuan kembali meningkat, menjadi Rp74.671.200.000. Kondisi ini disebabkan banyak UMKM baru yang muncul didorong oleh lahirnya Keputusan Presiden Nomor 114 Tahun 2020 tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI) dan PP Nomor 23 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Dengan regulasi ini, pemerintah memulihkan UMKM dengan memberikan modal melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Untuk UMKM, pemerintah memberikan penundaaan angsuran dan subsidi bunga kredit perbankan, subsidi bunga melalui Kredit Usaha Rakyat dan Ultra Mikro, penjaminan modal kerja sampai Rp10 miliar dan pemberian insentif pajak misalnya Pajak Penghasilan (PPh Pasal 21) Ditanggung Pemerintah.
Melihat dinamika perkebangan usaha UMKM Kota Padang Sidimpuan yang begitu dinamis pasca pandemi Covid-19, Ali Muda Siregar yang mengelola Warung Bang Ali (WBA) di Tebet, Jakarta, kembali melakukan kegiatan untuk mendorong penguatan daya saing UMKM di Kota Padang Sidimpuan. Ia mengawali dengan membangun gedung AMS Centre di Padangsidimpuan, yang kemudian berubah menjadi UMKM Center.
Pada 21 Mei 2024 lalu, gedung ini diperkenalkan sebagai sentral untuk mendorong kegiatan-kegiatan UMKM di Kota Padang Sidimpuan. Dimulai dengan menggelar diskusi yang dihadiri para pelaku UMKM dengan tema "Peningkatan Daya Saing Produk untuk Membangun Ekonomi Rakyat".
"Saya optimis UMKM di Kota Padang Sidimpuan bisa bangkit dan berdaya saing. Kita harus membawa produk-produk ini keluar sehingga bisa meningkatkan ekonomi rakyat," kata Ali Muda Siregar.
COMMENTS