.

Para Mantan Kepala Daerah Ingin Jadi Anggota DPR RI Lewat Dapil Sumut II

 

Jurnalis: Budi Hutasuhut | Editor: Hady K. Harahap

Para mantan kepala daerah di kabuapten/kota berlomba-lomba menjadi calon anggota DPR RI dalam Pemilu Legislatif (Pileg) 2024. Mereka yang sebelumnya berkuasa bertahun-tahun dan tak banyak meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerahnya masing-masing, berharap agar rakyat yang pernah dipimpinnya kembali memilihnya.

Dalam Daftar Calon Sementara (DCS) anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI untuk Pemilu 2024, sebagaimana tertuang dalam Keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Nomor 1039 Tahun 2023, banyak nama para mantan Kepala Daerah yang muncul sebagai caleg di Daerah Pemilihan Sumatra Utara II. Dapil ini meliputi 16 kabupaten dan 3 kota. Sejak 2019, daerah pemilihan ini diwakili sepuluh anggota DPR RI  seperti Marwan Dasopang (PKB), Gus Irawan pasaribu (Gerindra), Sihar P.H. Sitorus dan Trimedya Panjaitan (PDI-P), Lamhot Sinaga (Golkar), Delmeria Sikumbang dan Martin Y Manurung (Nasdem), Iskan Qolba Lubis (PKS), Saleh Partaonan  Daulae (PAN), dan Ongku P Hasibuan (Demokrat)--yang menggantikan Jonny Allen.

Dapil Sumut II terdiri dari Kabupaten Humbang Hasundutan, Labuhanbatu, Mandailing Natal, Nias, Nias Selatan, Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, Toba, Samosir, Padang Lawas, Padang Lawas Utara, Labuhanbatu Utara, Labuhanbatu Selatan, Nias Barat, Nias Utara, dan tiga kota Kota Padang Sidempuan, Sibolga, Gunungsitoli.

Beberapa mantan Kepala Daerah, baik Bupati maupun Wali Kota, yang menjadi caleg DPR RI itu seperti Rapidin Simbolon, politisi PDI-Perjuangan pernah menjabat sebagai Bupati Samosir periode 2016-2021. Sebelum menjadi bupati, ia adalah Wakil Bupati Samosir periode 2014-2015.

Sebagai Bupati Samosir, Rapidin terlibat kasus korupsi dana Covid-19 dengan terdakwa Jabiat Sagala, mantan Sekda Samosir. Dari salinan putusan nomor 439 K/Pid.Sus/2023, hakim menyebut Rapidin dinilai terbukti memanfaatkan dan menikmati dana Covid-19 untuk kepentingan pribadi. Rapidin Simbolon membantah telah ikut menikmati anggaran Covid-19 dan menyebut penilaian hakim Mahkamah Agung itu fiksi.

Rapidin Simbolon diperkirakan akan mengeruk suara masyarakat dari daerah Kabupaten Samosir, di mana dia pernah menjadi Kepala Daerah, terlepas dari berbagai kasus hukum yang dituduhkan kepadanya. Masyarakat Kabupaten Samosir tidak lagi mendukungnya sebagai Bupati Samosir, terbukti dia kalah dari Vandiko Gultom saat Pilkada Samosir pada 2021 lalu.  

Namun, posisi Rapidin Simbolon sebagai Ketua PDI-P Sumatra Utara yang dijabatnya sejak 2021 menggantikan Djarot Syaiful Hidayat, menunjukkan bahwa kader-kader PDI-P Sumatra Utara sangat mendukungnya. Fanatisme kader PDI-P di Dapil Sumatra Utara II selama ini berhasil mendorong Sihar P.H. Sitorus dan Trimedya Panjaitan sebagai anggota DPR RI dari PDI-P yang berasal dari Dapil Sumut II. Kader PDI-P juga membuat PDI-P menjadi parpol dengan tujuh anggora DPR RI yang duduk di Senayan.

Selain Rapidin Simbolon, ada Bakhtiar Ahmad Sibarani, mantan Bupati Tapanuli Tengah periode 2017-2022.  Dia politisi senior yang didukung aset besar dari ragam bisnis yang dikelolanya selama ini. Pengusaha sukses yang kemudian masuk partai politik itu, kemudian jadi anggota DPRD Tapanuli Tengah periode 2009-2014 pada usia 25 tahun.

Sebagai politisi, dia sebagai Sekretaris DPC Partai Demokrat sudah merasakan bagaimana dikecewakan ketika Partai Demokrat tak memilihnya jadi Ketua DPC Partai Demokrat Tapanuli Tengah. Dia pindah ke Partai Hanura dan menjadi Ketua DPC Partai Hanura Tapanuli Tengah. Di tangannya, Partai Hanura yang sebelumnya tidak memiliki kursi di DPRD Tapanuli Tengah, berhasil memenangkan 8 kursi DPRD Tapanuli Tengah dan berhak mendapat jabatan Ketua DPRD Tapanuli Tengah periode 2014-2019. Tahun 2017,  dia maju menjadi calon Bupati Tapanuli Tengah berpasangan dengan Darwin Sitompul. Bakhtiar-Darwin terpilih. 

Ketua Nasdem Tapanuli Tengah periode 2019-2024 ini, berharap masyarakat Kabupaten Tapanuli Tengah dan Kota Sibolga akan memberikan dukungan kepadanya dalam Pileg 2024. Politisi NasDem ini, kini menjabat Ketua Teritorial Pemenangan Pemilu Sumatera I (Aceh, Sumatera Utara) Partai Nasdem, dan punya tanggung jawab besar menjadikan partainya sebagai pemenang. 

Dia juga terpilih sebagai Juru Bicara Timnas AMIN, calon Presiden dan Wakil Presiden Nomor 1. Jabatan ini memungkinkan Bahtiar Ahmad Sibarani untuk berkeliling ke kabupaten/kota yang ada dalam Dapil Sumut II. Tanggung jawab Bahtiar Ahmad Sibarani untuk menjadi anggota DPR RI periode 2024-2029 akan lebih mudah karena Nasden sudah memiliki empat anggota DPR RI dari Sumatra Utara seperti Dra. Hj. Delmeria Sikumbang (Ketua DPD Nasdem Sibolga), H. P. Martin Y. Manurung salah satu Ketua Bidang DPP Nasdem), Rudi Hartono Bangun, dan Prananda Surya Paloh.

Andar Amin Harahap, yang mundur sebagai Bupati Paluta periode 2018-2024 untuk menjadi caleg DPR RI dari Partai Golkar, merupakan sosok  birokrat murni yang menghabiskan sebagain waktu hidupnya menjadi Kepala Daerah. Sebelum terpilih jadi Bupati Paluta, Andar Amin Harahap merupakan Wali Kota Padang Sidimpuan periode 2013-2018. 

Menjadi Kepala Daerah di dua daerah berbeda, membuat sosok Andar Amin Harahap punya peluang besar untuk menjadi anggota DPR RI periode 2024-2029 dari Dapil Sumut II. Pasalnya, bila mengacu kepada hasil perhitungan suara Pemilu 2019, PDI- P yang mendapatkan dua kursi di DPR RI dari Dapil Sumut II hanya memperoleh 422.458 suara, di mana Sihar Sitorus memperoleh 185.918 suara dan Trimedya Panjaitan sebanyak 106.103 suara. Dengan jumlah suara seperti itu, sama dengan jumlah daftar pemilih tetap di sebuah kabupaten/kota.

Berdasarkan data di KPU Sumut, ada 10.853.940 orang yang masuk daftar pemilih tetap di Sumut. Jumlah itu tersebar rata-rata 100.000--200.000 jiwa pada setiap kabupaten/kota. Untuk daftar mata pilih di Dapil Sumut II terdiri dari Kabupaten Humbang Hasundutan, 123.200 jiwa, Labuhanbatu 301.010 jiwa, Mandailing Natal 307.312 jiwa, Nias 89.981 jiwa, Nias Barat 54.588 jiwa, Nias Utara 86.486 jiwa, Nias Selatan 257.131 jiwa, Tapanuli Selatan 198.035 jiwa, Tapanuli Tengah 219.961 jiwa, Tapanuli Utara 210.048 jiwa, dan Toba Samosir 128.722 jiwa, Samosir 90.557 jiwa, Padang Lawas 158.973 jiwa, Padang Lawas Utara 156.109 jiwa, Labuhanbatu Utara 236.819 jiwa, Labuhanbatu Selatan 191.101 jiwa, Kota Gunung Sitoli 86.454 jiwa, Padangsidimpuan 144.714 jiwa, dan Sibolga 62.095 jiwa.

Dengan kata lain, tidak sulit bagi Andar Amin Harahap untuk mendapatkan suara dari masyarakat di Kota Padangsidimpuan dan Kabupaten padang Lawas yang pernah dipimpinnya hingga mencapai 100.000 suara. Dengan 100.000 suara, yang dikumpulkan dari 144.714 jiwa pemilih di Kota Padang Sidimpuan, Padang Lawas 158.973 jiwa, dan ditambah suara dari Padang Lawas Utara yang mata pilihnya 156.109 jiwa, Tapanuli Selatan (198.035 jiwa), Mandailing Natal (307.312 jiwa), atau Labuhan Batu Selatan (191.101 jiwa), dan Labuhan Batu Utara (236.819 jiwa), peluang Andar Amin Harahap cukup besar.

Suara yang diperoleh sejumlah anggota DPR RI hasil Pemilu 2019 lalu menunjukkan, mereka mendapat kursi meskipun suara yang dikumpulkannya tidak sampai 100.000 seperti Delmeria (91.096) dan Martin Manurung (63.755) dari Nasdem. Lamhot Sinaga dari Golkar (53.398), Iskan Qolba Lubis dari PKS (62.877), Jhonny Allen Marbun dari Demokrat (49.381) yang kemudian digantikan Ongku P Hasibuan, serta Marwan Dasopang dari PKB hanya 60.762.

Andar Amin Harahap besar dibandingkan mantan Bupati Tapanuli Selatan, Syahrul Mangapul Pasaribu, caleg DPR RI dari Partai Golkar. Syahrul Mangapul Pasaribu adalah politisi Golkar Sumut, selama dua periode menjadi Bupati Tapsel (2010—2015)  dan (2016-2021). Namun, posisinya sebagai caleg DPR RI dari Golkar, akan sulit merebut hari masyarakat pemilih yang sudah bertahun-tahun menjadi pendukung adiknya, Gus Irawan Pasaribu, anggota DPR RI dari Partai Gerinda yang kembali menjadi caleg DPR RI dari Dapil Sumut II. 

Gus Irawan Pasaribu menjadi anggota DPR RI dengan perolehan suara  sebanyak 168.342, sementara Gerindra di Dapil Sumut II memperoleh 283.326. Artinya, Gus Irawan Pasaribu merupakan pemilik suara dominan untuk Gerindra di Dapil Sumut II atau urutan kedua setelah Sihar Sitorus dari PDI-P. 

Pemilih Gus Irawan Pasaribu sebagian besar adalah masyarakat yang ada di Kabupaten Tapanuli Selatan, Kota Padang Sidimpuan, Padang Lawa, Padang Lawas Utara, Mandailing Natal, Labuhan Batu, Labuhan Batu Utara, dan Labuhan Batu Selatan. Dengan munuculnya Syahrul M. Pasaribu sebagai caleg DPR RI dari partai Golkar, dia berpotensi merebut suara pemilih Gus Irawan Pasaribu. 

Jika tidak merebut suara Gus Irawan Pasaribu, Syahrul Mangapul Pasaribu justru akan bertarung dengan sesama calegh DPR RI dari partai Golkar. Di Dapil Sumut II pada Pemilu 2019 lalu, Partai Golkar memperoleh 237.111 suara meskipun hanya meloloskan Lamhit Sinaga yang memperoleh 53.398 suara. Artinya, dari sekian banyak suara Partai Golkar, suara tersebut hampir merata pada semua caleg DPR RI dari Partai Golkar. Masyarakat pemilih Golkar tampaknya sangat terpengaruh terhadap ketokohan, namun Partai Golkar tidak memiliki tokoh yang benar-benar mumpuni.

Dalam hal ini, peluang Andar Amin Harahap yang mengklaim diri sebagai tokoh muda dari Tapanuli bagian Selatan, akan muncul sebagai tokoh alternatif masyarakat di Tabagsel. Kesulitan masyarakat untuk memilih antara Syahrul Mangapul Pasaribu dengan Gus Irawan Pasaribu, memberi peluang besar bagi Andar Amin Harahap untuk memenangi satu kursi. 

Bukan berarti peran caleg lain di tubuh Partai Golkar tidak ada. Sangat besar, seperti Fitri Krisnawati Tanjung yang punya massa utama di wilayah Kota Sibolga dan Kabupaten Tapanuli Selatan, atau Idealisman Danchi yang mantan Bupati Nias Selatan periode 2011 – 2016 dan mantan anggota DPR RI periode 2004 -2009. Bahkan, ada Trinovita Khairani Sitorus, anak dari mantan Bupati Labuhanbatu Utara dia periode 2010–2015 dan 2016–2021, Khairuddin Syah Sitorus.

Tidak ada komentar

Beranda