.

Jelang Natal dan Tahun Baru, Jalur Maut Batu Jomba Belum Berbenah

Kecelakan lalu lintas rutin terjadi di tanjakan maut Batu Jomba, yang ada di Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan.
KECELAKAAN. Kecelakan lalu lintas rutin terjadi di tanjakan maut Batu Jomba, yang ada di Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan.

Jurnalis: Budi P Hutasuhut | Editor: Hady K Harahap

Jelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), belum ada tanda-tanda pemerintah akan memperbaiki jalur Batu Jomba. Tanjakan ekstrem dan berbahaya di Desa Bulupayung, Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan, itu makin parah dan hampir tiap hari memakan korban para pengendara kendaraan.

Libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) tinggal hitungan hari. Pada saat itu, mobilitas berbagai jenis kendaraan yang melintasi jalur Lintas Tengah Pulau Sumatra akan tinggi. 

Pasalnya, ribuan pemudik  dari berbagai kota akan pulang kampung ke berbagai daerah di Provinsi SUmatra Utara untuk merayakan Nataru bersama keluarga.  Tapi, mudik yang seharusnya membawa kebahagiaan bisa berbalik jadi kesengsaraan apabila pemerintah tidak menyediakan infrastruktur yang baik.

Pemerintah harus memastikan infrastruktur jalan raya sudah baik untuk menyambut meningkatnya mobilitas kendaraan para pemudik menjelang Nataru. Sayangnya, jalur Lintas Tengah Sumatra, terutama di beberapa titik yang melintasi Kabupaten Tapanuli Selatan, belum dibenahi sampai sekarang.  Salah satu titik paling krusial yang akan menghambat kelancaran lalu lintas arus mudik Nataru adalah tanjakan Batu Jomba. 

Ruas jalan yang panjangnya tak lebih 150 meter itu kini jadi momok yang menakutkan bagi para pengendara kendaraan. Kondisi jalan yang menanjak, permukaannya tak lagi beraspal, dan masih diperparah oleh tumpukan batu kerikil dan batu split yang membuat roda kendaraan acap terpeleset. Sementara di kiri atau kanan ruas jalan itu, menganga sebuah jurang yang tidak punya pagar pembatas.

Tanjakan ekstrem Batu Jomba terakhir kali diperbaiki jelang libur Idulfitri 1443 H/2022 M lalu. Perbaikan yang dilakukan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Sumatra Utara itu terkesan sekadar menutupi kerusakan pada permukaan jalan di tanjakan Batu Jomba dengan batu kerikil dan split yang disiram aspal. 

Kualitas perbaikan yang alakadar itu  tak mampu menahan tingginya tingkat mobilitas kendaraan para pemudik Lebaran. Tak sampai hitungan pekan, batu-batu krikil dan batu split berlepasan dari pemasangan, membuat kendaraan yang melintasinya jadi tertahan. 

"Perbaikan jalan Batu Jomba jelang Idulfirti 2022 tak bertahan satu minggu. Permukaan jalan langsung mengelupak. Sampai hari ini belum pernah ada perbaikan lagi," kata Husin, sopir truk asal Padang Sidimpuan yang ditemui Sinar Tabagsel di sekitar tanjakan Batu Jomba. Dia mengaku rutin melintasi jalur Batu Jomba selama 2023 untuk mengangkut barang dari Medan ke Jakarta dan pernah sekali mengalami kecelakaan di Batu Jomba. 

Pengakuan Husin senada dengan pengakuan rombongan vloger  yang rutin datang mengontrol kondisi tanjakan Batu Jomba untuk membuat konten guna disiarkan di kanal-kanal Youtube, Tiktok, Istagram, Facebook. Beberapa dari mereka mengatakan, tiap hari selalu ada kendaraan yang mengalami kecelakaan, terutama truk-truk bertonase besar. Truk-truk pengangkut barang itu tak mampu melampaui tanjakan yang buruk, sering justru kendaraan tiba-tiba mengalami kerusakan hingga mundur tanpa bisa dikontrol. Truk-truk yang mengalami kerusakan itu akhirnya terbalik. 

"Kami merekam truk-truk yang kesulitan menanjak dan mundur sebelum akhirnya terbalik. Masyarakat menonton video-video itu terutama pihak keluarga dari para sopir truk yang melewati jalur Batu Jomba," kata Ronald Hutapea, pemilik akun Youtube Sarjana Jalanan.

Video-video yang disiarkan para vloger lewat akun media sosial mereka, menjadi informasi yang selalu viral di media sosial. Beberapa video dibagikan hingga puluhan ribu kali oleh netizen hingga menjadi viral di kalangan masyarakat luas. Bahkan, fragmentasi gambar audio visual yang  menampilkan beratnya perjuangan para sopir untuk bisa melewati tanjakan ekstrem Batu Jomba, menarik perhatian warganet di China. Potongan-potongan video yang diunggah para vloger, disiarkan ulang warganet di China dengan narasi yang menginformasikan betapa buruknya infrastruktur jalan raya bernama jalur Batu Jomba yang ada di Kabupaten Tapanuli Selatan itu.

Viralnya kondisi tanjakan ekstrem Batu Jomba menjadi momok yang menakutkan bagi para pemudik saat libur Nataru bila tidak segera diperbaiki. Video yang muncul di media sosial menampilkan sulitnya perjuangan para sopir untuk melewati tanjakan Batu Jomba menjadi pengalaman menakutkan yang akan membuat kenyamanan mudik Natura menjadi terganggu. Jalur ini memaksa para pemnudik ekstra hati-hati saat melintasinya, yang akhirnya lokasi Batu Jomba akan menjelma jadi kantong kemacetan lalu lintas yang menghambat prosesi pulang kampung para pemudik. 

Masyarakjat pengguna jalan sudah tentu akan melimpahkan kesalahan kepada Bupati Kabupaten Tapanuli Selatan, Dolly Putra Parlindungan Pasaribu, sebagai Kepala Daerah yang tidak mampu menjaga aset negara yang berbentuk jalan raya. Namun, Bupati Tapanuli Selatan selalu menolak dipersalahkan mengingat status Jalan Lintas Tengah Pulau Sumatra merupakan jalan negara yang bukan wewenang pemerintah daerah. 

Bupati Dolly Putra Parlindungan Pasaribu pernah mengungkapkan hal serupa ketika diwawancarai presenter Apa Kabar Indonesia Siang yang tayang di kanal Youtube TVOne.  Ketika ditanya presenter bagaimana tindakan Kabupaten Tapanuli Selatan untuk mengantisipasi jalur Batu Jomba itu, Bupati Dolly Putra Parlindungan Pasaribu mengatakan pihaknya sudah menyampaikan kepada pemerintah pusat karena sifatnya hanya berkoordinasi. 

Menanggapi pernyataan Bupati Dolly Putra Parlindungan Pasaribu, enterpreneur Ronald Sinaga mengatakan Kepala Daerah terlalu sering mengeles dan melemparkan tanggung jawab kepada pemerintah  pusat. Tapi, Bupati Dolly mengatakan pihak pemerintah daerah tidak bisa berbuat selain koordinasi karena hal itu diatur oleh undang-undang.



Tidak ada komentar

Beranda