Tapanuli Selatan, Kabupaten yang Selalu Mengejar Penghargaan

 

Memperingati ulang tahun ke-73 pada 27 November 2023, Kabupaten Tapanuli Selatan terpilih menjadi Kabupaten Terbaik Pertama ajang Indonesia’s Sustainable Development Goals (SDGs) Action Awards 2023 yang digelar Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas. Prestasi luar biasa ini berkat Hatabosi dan FoKSBI, karena kedua program itu dinilai mendukung agenda-agenda Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs) tahun 2030.

Tepuk tangan bergema ketika Bupati Dolly Putra Parlindungan Pasaribu berjalan ke panggung di arena  Indonesia’s Sustainable Development Goals (SDGs) Action Awards 2023 yang digelar di Hotel Ambarukmo Yogyakarta, Senin, 6 November 2023 lalu.  Bupati hasil Pilkada 2019 lalu itu, tersenyum menerima penghargaan yang disodorkan Menteri PPN/Bappenas, Suharso Monowarfa, disaksikan para kepala daerah dari berbagai wilayah Nusantara.

Bupati Dolly layak mendapat sanjungan karena menorehkan sejarah baru bagi Kabupaten Tapanuli Selatan. Penghargaan Indonesia’s SDGs Action Awards sesuatu yang prestesius bagi pemerintah daerah.  Pasalnya, pnghargaan ini merupakan bentuk apresiasi pemerintah pusat melalui Kementerian PPP/Bappenas kepada seluruh pemangku kepentingan yang telah mendukung pelaksanaan TPB/SDGs di Indonesia. 

Tahun 2023, menurut catatan di Kementerian PPP/Bappenas,  Indonesia’s SDGs Action Awards memasuki tahun kedua yang mengambil tema “Air, Energi, dan Pertanian menuju Ketahanan Pangan Berkelanjutan”.  Memang, tema “Air, Energi, dan Pertanian menuju Ketahanan Pangan Berkelanjutan” hanya mengkristalisasi sebagian kecil target tujuan dari agenda SDGs 2030, tapi Kabupaten Tapsel mampu menjawabnya dengan menyodorkan keberadaaan Komunitas Hatabosi dan Forum Kelapa Sawit Berkelanjutan Tapanuli Selatan (FoKSBI). 

Tema “Air, Energi, dan Pertanian menuju Ketahanan Pangan Berkelanjutan” membuat peluang Kabupaten Tapsel jauh lebih besar dalam memperoleh Penghargaan Indonesia’s SDGs Action Awards 2023 dibandingkan ratusan kabupaten lainnya di Indonesia. Pasalnya, Kabupaten Tapsel memiliki Komunitas Hatabosi, yang menjaga warisan kearifan budaya masyarakat adat di Kecamatan Marancar dalam mengelola sumber daya air dan kelestarian lingkungan hidup untuk mengembangkan pertanian dalam rangka mendukung program ketahanan pangan berkelanjutan. 

Hatabosi merupakan aset lokal milik masyarakat Kecamatan Marancar yang potensial membuat Kabupaten Tapsel memenangi penghargaan Indonesia’s SDGs Action Awards 2023. Beberapa tahun lalu, tradisi budaya masyarakat adat di Kecamatan Marancar ini telah menerima Kalpataru dari pemerintah. Kalpataru merupakan anugerah prestisius bagi para penggerak dan pelaku pecinta lingkungan. 

Komunitas Hatabosi ini kembali dinilai sekaitan tema dalam Indonesia’s SDGs Action Awards 2023. Tentu saja tim penilai yang dimotori PT Surveyor Indonesia menemukan korelasi Komunitas Hatabosi dengan tema yang ada. 

Tak hanya Komunitas Hatabosi yang berkorelasi dengan tema “Air, Energi, dan Pertanian menuju Ketahanan Pangan Berkelanjutan”,  tapi juga program kelapa sawit berkelanjutan dalam rangka memulihkan ekosistem penting yang terdegradasi akibat kelapa sawit yang dimotori oleh Forum Kelapa Sawit Berkelanjutan Tapanuli Selatan (FoKSBI). 

FoKSBI merupakan program yang diinisiasi Pemda Kabupaten Tapsel bersama Conservation International (CI) Indonesia, sebuah non-goverment organization (NGo) internasional yang bergerak di bidang pembangunan berkelanjutan dan perlindungan ekosistem.  Pelaksanaan FoKSBI ini  sejalan dengan tema Indonesia’s SDGs Action Awards 2023.

Itu sebabnya, Kabupaten Tapsel memenangi penghargaan Indonesia’s SDGs Action Awards 2023. Tapi, apakah penghargaan Indonesia’s SDGs Action Awards 2023 ini berbanding lurus dengan realitas pembangunan daerah di Kabupaten Tapsel jika dilihat dari perpektif  agenda-agenda SDGs 2030 guna mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045? 

Secara global, SDGs 2030 bertujuan menjaga peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara berkesinambungan, menjaga keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat, menjaga kualitas lingkungan hidup serta pembangunan yang inklusif dan terlaksananya tata kelola yang mampu menjaga peningkatan kualitas kehidupan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Namun, menjelang tujuh tahun tersisa bagi Indonesia dan dunia dalam pencapaian TPB/SDGs 2030, ternyata masih banyak agenda yang belum tercapai secara nasional, konon lagi secara lokal di Kabupaten Tapsel. 

Hal ini diakui Kementerian PPN/Bappenas, sehingga perlu digelar SDGs Annual Conference 2023 bertema “Air, Energi, dan Pertanian menuju Ketahanan Pangan Berkelanjutan” sesuai fokus Tujuan 2 Tanpa Kelaparan, Tujuan 6 Air Bersih dan Sanitasi Layak, Tujuan 7 Energi Bersih dan Terjangkau, serta Tujuan 12 Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab.  Melalui Konferensi Tahunan SDGs tahun ini, diharapkan dapat meneguhkan kembali komitmen pencapaian SDGs 2030 di mana seluruh pihak berperan aktif dan berkolaborasi.

Sebab itu, kita tak usah bertanya apakah tujuan-tujuan SDGs 2030 di tingkat lokal seperti Kabupaten Tapsel sudah tercapai atau belum. Sudah jelas jawabannya: belum. Pasalnya, kesejahteraan ekonomi masyarakat belum berkesinambungan, keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat belum merata, kualitas lingkungan hidup sangat buruk, pembangunan daerah masih eksklusif, danm tata kelola yang ada belum mampu menjaga peningkatan kualitas kehidupan dari satu generasi ke generasi berikutnya. 

Masih banyak pekerjaan rumah dan tidak cukup hanya sibuk mengumpulkan penghargaan-penghargaan prestisius. Bahwa mendapatkan penghargaan memang penting, tapi jauh lebih penting memperbaiki kekurangan demi kekurangan yang menghambat upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.  Kabupaten Tapsel pada usia ke-73, sudah bukan waktunya lagi untuk selalu mengumpulkan penghargaan di tingkat lokal Sumatra Utara maupun nasional. 

alt gambar
Copyright © Sinar Tabagsel. Designed by OddThemes