Setelah Shell hengkang dari Blok Masela, kini Repsol Asia Pasific -- raksasa migas dari Spanyol -- memutuskan hengkang dari Blok Andaman III. Cadangan minyak dan gas yang digembar-gemborkan sebagai cadangan terbesar di dunia (giant discovery) ternyata zonk.
Blok Andaman III, harta karun minyak dan gas terbesar di dunia, ternyata zonk. Pasalnya, pengeboran yang dilakukan Repsol Andaman B.V., anak perusahaan Repsol Asia Pasific -- raksasa migas dari Spanyol -- di Wilayah Kerja (WK) seluas 4684.32 kilometer per segi, tidak membuahkan hasil (dry hole).
Setahun lalu, Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) melaporkan Repsol Andaman B.V. selaku operator Blok Andaman III berhasil melakukan pengeboran sumur Rencong-1X di perairan Aceh. Namun, hasil pengeboran eksplorasi yang memakan waktu selama 66 hari, itu ternyata tidak seperti yang diharapkan Repsol saat mengakuisisinya dari Talisman pada 2015.
Sebab itu, terhitung sejak Juni 2023, Repsol Asia Pasific mengembalikan WK Andaman III kepada negara. "Hasil pengeboran sumur Rencong-1X yang tidak sesuai dengan yang diharapkan," kata Amir Faisal Jindandia, Stakeholders Relations Manager Repsol Indonesia, di Jakarta, Selasa, 18 Juli 2023.
Blok Andaman III merupakan WK Eksplorasi yang dimenangi oleh Talisman pada lelang Wilayah Kerja pada tahun 2009. Kontrak Kerja Sama WK Andaman III menggunakan skema cost recovery dengan jangka waktu selama 30 tahun. Pada tahun 2015, Repsol mengakuisisi Talisman sehingga WK tersebut dikelola oleh Repsol.
Kemudian di tahun 2019, Petronas, perusahaan migas asal Malaysia, melalui anak usahanya Petronas Andaman B.V. resmi mengakuisisi 49% hak partisipasi WK Andaman III. Di blok Andaman III, Repsol menguasai hak partisipasi sebesar 51% dan Petronas 49% dengan recoverable reserve 1,89 juta barel minyak ekuivalen.
Untuk itu, Repsol Andaman B.V telah mengerjakan beberapa kegiatan yaitu studi G&G, akuisisi data seismik 3D seluas 3,250 km2 yang telah dilaksanakan pada tahun 2016 hingga 2018 dan pemboran eksplorasi Rencong-1X.
Sebelumnya, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Dwi Soetjipto, memastikan Repsol selaku operator Blok Andaman III akan melanjutkan pencarian cadangan migas di perairan Aceh meskipun perusahaan raksasa migas asal Spanyol tersebut mendapati pengeboran sumur pertama di Rencong-1 X Blok Andaman III kurang memuaskan.
"Repsol masih komitmen. Iya nanti akan mencari yang bagus, kalau enggak kan ditinggal betul," kata Dwi saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Ternyata, Repsol Andaman B.V. memilih hengkang dari proyek migas di Blok Andaman III tersebut. Wakil Kepala SKK Migas, Nanang Abdul Manaf, membenarkan kepergiaan Repsol Asia Pasific dari Blok Andaman III.
"Repsol telah mengajukan permintaan angkat tangan dari Blok Andaman III lewat pengembalian kontrak pengelolaan sejak Juni 2022 lalu. Proses pengembalian ini akan menjadikan Blok Andaman III sebagai status open area," kata Nanang dalam Konferensi Kinerja Hulu Migas Semester I 2023 pada Senin, 18 Juli 2023.
Dia menjelaskan, Repsol tidak akan melanjutkan kegiatan eksplorasi di Sumur Rencong-1X Blok Andaman III karena telah mengajukan total relinquishment atau pelepasan total ke negara. Pengeboran Sumur Rencong-1X merupakan komitmen kerja pasti yang sudah dikerjakan oleh Repsol.
"Secara target gagal, karena formasi sumur lebih tua. Open area ini pasti akan ditawarkan lagi. Beberapa kandidat sudah ingin masuk," ujar Nanang.
Blok Andaman III memiliki karakteristik yang berbeda dengan Blok Andaman I dan Andaman II. Andaman I dan II cenderung mengarah ke utara yang berbatasan dengan wilayah laut Thailand.
Area Adaman terdiri dari empat blok atau wilayah kerja (WK) yang terdiri dari Andaman I yang dikelola oleh Mubadala Petroleum, Andaman II oleh Premier Oil, dan Andaman III oleh Repsol Andaman B.V di Sumur Rencong-1X di dasar laut sedalam 1.100 meter di Perairan Selat Malaka.
Selain di Blok Andaman III yang terletak di lepas pantai Aceh, Repsol juga melakukan pengeboran lapangan di Blok Sakakemang dan Blok Corridor di Sumatera Selatan.
Keringnya atau zonk sumur migas di Blok Andaman III bertolak belakang dengan gembar-gembor pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang mengatakan Indonesia memiliki potensi sumber daya migas yang diperkirakan temuan potensinya menjadi yang terbesar di dunia.
Kementerian ESDM mencatat, temuan potensi sumber daya migas itu berada di Blok Andaman II dan Blok Andaman III yang berlokasi di perairan laut Aceh.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas), Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji, mengatakan wilayah Andaman kemungkinan bisa masuk dalam area giant discovery yang berpotensi menjadi temuan cadangan migas terbesar dunia.
"Blok Andaman III kan oleh Repsol, kalau ini ketemu juga ini bisa menjadi penemuan besar dunia. Kalau di sana ketemu, menyebarnya ke Thailand karena arahnya ke sana jadi luar biasa kalau ada," katanya.
Tutuka mengatakan potensi sumber daya untuk Blok Andaman II sendiri rata rata sekitar 6 Trillion Cubic Feet (TCF). Ia pun optimistis jika potensi sumber daya Blok Andaman III tidak akan jauh dari potensi Andaman II.
"Sekarang discovery ini gak ada yang besar. Kalau dia nanti ketemu besar (Andaman). Ini kan ngebor setelah sumur Timpan (Andaman II), satu nanti sumur Rencong (Andaman III) itu akan kita lihat," ujarnya.
Seperti diketahui, Premier Oil selaku operator blok Andaman II yang terletak 150 km lepas pantai Aceh menemukan cadangan minyak dan gas bumi terbesar seperti di Blok Masela.
Penemuan tersebut diperoleh setelah perusahaan menyelesaikan pengeboran sumur eksplorasi Timpan-1 pada kedalaman air 4.245 kaki. Sumur di bor secara vertikal total pada kedalaman 13.818 kaki di bawah laut.
Berdasarkan pengujian, sumur mengalirkan gas sebesar 27 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) dan 1.884 barel kondensat per hari (BOPD). Premier Oil Andaman Ltd. akan segera melakukan studi evaluasi post drill untuk menentukan langkah eksplorasi selanjutnya dalam usaha mengkomersialisasikan penemuan ini di lepas pantai cekungan Sumatera Utara.
Posting Komentar