Foto: Fajri Ikhlas Tambunan |
"Saya merasa dihinakan! Saya tak terima perlakuan anak-anak mahasiswa yang memfitnah kami."Totop Nasution (49), warga Kelurahan Sipagimbar, Kecamatan Saipar Dolok Hole, Kabupaten Tapanuli Selatan, meradang ketika Sinar Tabagsel mengunjunginya, Rabu, 10 Juni 2020. Di tangannya tergenggam palu, dan tangan itu berlumur oli. Dia sedang menyelesaikan pekerjaannya, memperbaiki sebuah mobil di bengkelnya. "Jangan usik keluarga saya."
Totop Nasution adalah kemenakan dari Sati Nasution (63), laki-laki yang memutuskan tinggal di sopo (dangau) di kebun sekitar 200 meter dari rumah Totop Nasution. Pada Senin, 8 Juni 2020, akun media sosial milik Serikat Maasiswa Tapanuli Selatan (Serma Tapsel) menyiarkan video tentang Sati Nasution.
Di dalam video berdurasi beberapa menit itu, Sati Nasution disebut sebagai orang tua yang ditelantarkan keluarganya. Tidak ada satu orang pun anggota keluarga yang mengurus dan membiayai hidup Sati Nasution.
Video menampilkan fragmen gambar saat pengurus Serma Tapsel dan pengurus IPNU, sebuah badan otonom di internal Nahdlatul Ulama (NU) Tapanuli Selatan, mengobrol dengan Sati Nasution. Dari percakapan itulah video dibuat dan dikesankan seakan-akan hidup Sati Nasution sangat menderita sehingga perlu perhatian khusus dari pemerintah daerah.
Video yang disiarkan Serma Tapse dan IPNU Tapsel itu membuat aparat pemerintah di Kecamatan Saipar Dolok Hole bergegas menjenguk Sati Nasution ke gubuknya. Petugas kesehatan juga datang mengecek kondisi kesehatan Sati Nasution. "Beberapa aparat yang datang itu menuduh saya menelantarkannya," kata Totop Nasution.
Totop Nasution mengaku, dia selalu memperhatikan kebutuhan Sati Nasution yang juga amanguda (adik ayahnya). Setiap hari, dia mengantar makanan untuk Sati Nasution. "Saya sudah berkali-kali membujuknya agar tinggal bersama saya, tapi Amanguda saya itu tak mau. Dia sudah tinggal di rumah itu selama 30 tahun," katanya.
Saat ditemui Sinar Tabagsel di dalam gubuknya, Sati Nasution mengakui bahwa dia memilih tinggal di dalam sopo di kebun karena tidak ingin menyusahkan siapa pun. "Saya senang tinggal di sini," katanya.
Penulis: Pingky Alamsyah, Efry Nasaktion
Editor: Budi Hutasuhut
Posting Komentar