Pertumbuhan Ekonomi Sumut 2020 Terganggu Covid-19

 
Ekonomi Sumatera Utara (Sumut) pada triwulan I (Januari-Februari-Maret) tahun 2020 tumbuh 4,65 persen, diperkirakan akan mempengaruhi pencapaian target pertumbuhan ekonomi Sumut sebesar 5,1-5,4 persen pada 2020 atau hanya akan bertumbuh 1,2 - 1,6 persen kalau pandemi Covid-19 berlangsung hingga akhir tahun.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumut, Wiwiek Sisto Widayat, dalam rilis yang diterima pers, Senin, 11 Mei 2020, mengatakan meskipun angka pertumbuhan triwulan I relatif bagus karena di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya bertumbuh 2,97 persen, namun pertumbuhan ekonomi pada triwulan I 2020 sedikit terganggu dampak Covid-19.

"Pada triwulan II dan triwulan III, perekonomian akan turun drastis karena terjadi penurunan daya beli masyarakat dampak Covid-19," katanya.

BI memperkirakan, pada triwulan II tahun 2020 ekonomi Sumut hanya bertumbuh 1,5 - 1,9 persen. Sementara pada triwulan III tahun 2020, ekonomi Sumut hanya akan bertumbuh 2 - 2,5 persen dengan asumsi Covid-19 sudah usai di akhir Juni 2020.

"Kalau pandemi Covid-19 berlangsung hingga Desember 2020, ekonomi Sumut akan mengalami kondisi terberat yakni hanya bertumbuh 1,2- hingga 1,6 persen," katanya.

Sementara itu,  Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut lewat situsnya merilis Berita Resmi Statistik Pertumbuhan Ekonomi Sumut Triwulan I 2020, dan menyebut pertumbuhan ekonomi Sumut berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp207,27 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 Rp136,72 triliun.

Pertumbuhan ekonomi Sumut pada triwulan I tahun 2020 didukung semua lapangan usaha. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada lapangan usaha informasi dan komunikasi yang mencapai sebesar 9,97 persen.

Diikuti pengadaan listrik dan gas sebesar 9,05 persen, penyediaan akomodasi dan makan minum 8,00 persen dan administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib sebesar 6,61 persen

Penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi Sumut triwulan I-2020 berasal dari pertanian, kehutanan, dan perikanan. Sektor ini memiliki sumber pertumbuhan tertinggi sebesar 1,49 persen diikuti perdagangan besar eceran, reparasi mobil dan sepeda motor 1,08 persen dan konstruksi 0,52 persen..

Ketua Perwakilan BI Sumut, Wiwiek Sisto Widayat, mengatakan perekonomian yang melemah akibat seluruh komponen permintaan diprediksi bias ke bawah, sementara ekspor juga akan melambat. Ditambah sektor pariwisata yang juga anjlok.

"Perlambatan dirasakan di sektor eksternal maupun domestik, untuk itu dibutuhkan upaya keras guna menahan penurunan daya beli masyarakat," katanya.

Salah satu yang bisa menahan penurunan daya beli masyarakat, ujar Wiwiek adalah melalui program jaring pengaman sosial dengan anggaran pemerintah. "Pemprov Sumut harus bisa mendorong peningkatan daya beli masyarakat dengan mendorong kegiatan ekonomi padat karya seperti bisnis pembuatan masker, face shield, mendorong perdagangan sistem daring, jasa pengantaran perdagangan online dan lainnya," katanya.

Penulis: Dian MS Siregar
Editor: Budi Hutasuhut

PASANG IKLAN

alt gambar
Copyright © Sinar Tabagsel. Designed by OddThemes