![]() |
Pedang kehilangan tempat jualan di Tugu Salak Kota Padang Sidempuan |
Sudah sepekan kondisi Pasar Sagumpal Bonang, Pasar Pajak Batu, Pasar Cokodok, dan pasar-pasar lain yang ada di Kota Padang Sidempuan tidak lagi seramai sebelumnya, karena masyarakat pembeli semakin jarang yang datang akibat khawatir terjangkit wabah Covid-19.
Keputusan Wali Kota Padang Sidempuan, Irsan Efendy Nasution, yang menyatakan "Darurat Covid-19" untuk Kota Padang Sidempuan, berdampak pada munculnya kebijakan agar masyarakat bertahan di dalam rumah. Kebijakan ini pun ditindaklanjuti aparat keamanan dengan mengumumkan agar masyarakat mengurangi bergerombol serta terus memakai masker. Akibatnya, mobilitas masyarakat yang datang ke pasar-pasar semakin berkurang, dan kondisi ini membuat para pedagang kehilangan pembeli.
Husein (45), pedagang sembako di lantai dasar Pasar Sagumpal Bonang, mengaku kehilangan pembeli. Akibatnya, pendapatan dari usaha yang telah dilakoninya selama puluhan tahun ini tidak lagi memberi keuntungan. "Sudah rugi, masih juga harus mengeluarkan biaya untuk retribusi," keluh Husein saat ditemui Sinar Tabagsel Online di kiosnya, Sabtu, 11 April 2020.
Husein dan beberapa pedagang lain di lantai dasar Pasar Sagumpal Bonang mengaku usaha mereka terkena dampak wabah Covid-19. Pada hari biasa, Husein mengaku bisa membawa pulang hasil penjualan Rp5 juta sampai Rp10 juta, karena pelanggannya merupakan pedagang-pedagang makanan ringan yang membeli bahan baku.
"Para pedagang makanan ringan berhenti berjualan karena anak sekolah yang menjadi pembeli mereka diliburkan. Ini mempengaruhi pendapatan kami," katanya.
Kondisi serupa juga diakui para pedagang di Pasar Ucok Kodok dan Pasar Pajak Batu. Sejumlah pedagang grosir jajanan anak-anak di Jalan Thamrin, mengatakan usaha mereka pun terdampak wabah Covid-19. Para pembeli di toko mereka, yang merupakan para pedagang pemilik warung kecil di desa-desa, sudah tak datang lagi sejak wabah Covid-19.
"Sebagian besar pelanggan saya dari desa-desa di Padang Sidempuan, Tapanuli Selatan, dan Mandailing Natal. Mereka tidak lagi datang berbelanja," kata Marni, pedagang grosir jajanan anak-anak di Jalan Thamrim. "Dampak Covid-19 ini membuat usaha kami melemah."
Marni berharap Pemda Kota Padang Sidempuan memahamkan kondisi yang dihadapi para pedagang yang terkena dampak Covid-19. Untuk itu, dia meminta pemerintah daerah agar memberikan insentif atau semacam stimulus ekonomi berupa penghapusan pajak dan retribusi daerah.
Sementara itu, sejumlah pengusaha restoran dan rumah makan, reparasi dan servis otomotif, serta pengusaha bidang jasa berharap Wali Kota Padang Sidempuan memberikan stimulus bagi pengusaha sebagai komitmen menanggulangi status keadaan darurat bencana wabah COVID-19 serta untuk memperkuat ekonomi masyarakat dan menghindari penurunan produksi barang dan jasa.
Menurut mereka, insentif yang diberikan pemerintah daerah seperti penghapusan/pembebasan pajak daerah dan retribusi daerah, yang terdiri atas pajak restoring (warung nasi dan warung kopi), pajak dan retribusi pelayanan pasar kepada pelaku usaha, termasuk UMKM.
Peliput: Dian MS Siregar, Mahnil Siregar,
Editor: Budi Hutasuhut
Posting Komentar