Penulis: Budi Hutasuhut | Jurnalis Sinar Tabagsel
Meskipun Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Padang Sidimpuan telah mengantisipasi inflasi dengan menggelar pasar murah, namun inflasi di Kota Salumpat Saindige ini pada Februari 2023 justru naik, jadi 6,72%, dibandingkan inflasi Januari 2023 sebesar 6,68 % akibat tingginya biaya transportasi.
Kota Padang Sidimpuan, satu-satunya kota yang jadi indikator inflasi di wilayah Tapanuli bagian Selatan, mengalami inflasi selama bulan Februari 2023 akibat kenaikan harga barang-barang konsumsi sehari-hari.
Biro Pusat Statistik (BPS) Kota Padang Sidimpuan dalam website resminya, Jumat, 3 Maret 2023, menyebut inflasi year on year (y-on-y) dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 117,47. Inflasi terjadi karena adanya peningkatan indeks pada sepuluh kelompok pengeluaran.
Harga dalam kelompok transportasi atau ongkos transportasi yang mahal menjadi penyumbang tersesar, 16,8 %, diduga karena tingginya harga bahan bakar minyak (BBM). Namun, dibandingkan kondisi pada Januari 2023 di mana kelompok transportasi menyumbang inflasi sebesar 17,72%, ada penurunan harga transfortasi.
Selain kelompok transportasi, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya menjadi penyumbang terbesar kedua terhadap inflasi Kota Padang Sidimpuan, yakni 11,36%. Kemudian, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya menjadi penyumbang terbesar ketiga terhadap inflasi Kota Padang Sidimpuan, sebesar 7,98%.
Kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang dikendalikan TPID Padang Sidimpuan sebagai sinergi erat pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dan Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dengan program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), menjadi penyumbang terbesar keempat terhadap inflasi Kota Padang Sidimpuan, atau sebesar 7,84%.
Hal senada diuraikan Bank Indonesia Kantor Perwakilan Sibolga lewat media sosial resminya. Tiga kota yang dipantau BI KP Sibolga: Sibolga, Padang Sidimpuan, dan Gunung Sitoli mengalami inflasi karena dipicu kenaikan harga pada komoditas pangan seperti beras, cabai merah, dan bawang merah yang didorong oleh kelangkaan stok awal tahun dampak dari adanya kendala distribusi maupun cuaca buruk. Pada Februari 2023 tingkat inflasi berdasarkan IHK Sibolga (0.32), Padang Sidimpuan (0.42), dan Gunung Sitoli (-0.98).
Namun, secara nasional, inflasi Februari 2023 menurun dibandingkan inflasi Januari 2023 karena IHK pada Februari 2023 menurun dari 0,34% pada bulan sebelumnya menjadi 0,16%, terutama didorong oleh penurunan inflasi kelompok inti dan volatile food.
Inflasi IHK secara tahunan tetap terkendali sebesar 5,47%, meskipun sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya yang mencapai 5,28% .
Ke depan, Bank Indonesia meyakini inflasi inti tetap berada dalam kisaran 3,0±1% pada semester I 2023 dan inflasi IHK kembali ke dalam sasaran 3,0±1% pada semester II 2023. Bank Indonesia akan terus memperkuat pengendalian inflasi, termasuk melalui koordinasi dengan Pemerintah guna memastikan berlanjutnya penurunan inflasi, termasuk pada periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN).
Posting Komentar