.

Pedagang Musiman Mulai Muncul di Padang Sidimpuan

Penulis: Budi Hutasuhut | Jurnalis Sinar Tabagsel

Pedagang-pedagang musiman, yang menawarkan berbagai jenis barang kebutuhan puasa Ramada dan Idulfitri, mulai bermunuclan di Kota Padang Sidimpuan untuk mengumpulkan remah-remah rezeki dari melimpahnya jumlah pengunjung yang mendatangi Pasar Sakumpal Bonang, Pasar Pajak Batu, dan Pasar Jalan Baru. Bermain kucing-kucingan dengan petugas, mereka menggelar dagangan di tempat-tempat yang dilarang.

Mengenakan seragam dinas berlogo Satuan Polisi Pamongpraja Kota Padang Sidimpuan, membawa megaphone, Minggu, 1 April 2023, sekitar pukul 14.00 WIB, laki-laki itu melangkah di Jalan Patrice Lumumba. Ketika langkahnya berhenti tepat di depan Kantor BNI 46,  puluhan petugas Satpol PP, Polres Padang Sidimpuan, dan Dinas Perhubungan Kota Padang Sidimpuan yang mengikuti langkahnya, ikut juga berhenti. Laki-laki itu kemudian bicara lewat pelantang suara yang dibawanya, menyuruh para pedagang yang menggelar dagangan di koridor jalan di depan Pasar Sakumpal Bonang agar mengosongkan lokasi tersebut. "Jangan berjualan di sini!" Suaranya jelas mengingatkan para pedagang. 

Sontak para pedagang yang menggelar dagangan berupa ikan laut, sayur-mayur, dan berbagai jenis komoditas lainnya, berhamburan dan menghampiri laki-laki yang membawa pelantang suara itu. Mereka melancarkan protes, meminta pengertian para petugas agar memberi izin untuk berdagang minimal selama puasa bulan Ramadhan. Laki-laki itu mematikan megaphone yang dipegangnya, lalu berdiskusi dengan beberapa pedagang yang merubukinya. Dia tampak tenang, kembali mengulangi penjelasan tentang peraturan yang sudah dibuat dan harus ditegakkan.  

Sementara para pedagang melancarkan protes, sejumlah petugas terlihat menyebar ke arah pedagang lainnya. Ada yang berkumpul di pangkalan becak, ada yang menuju persimpangan Jalan  Patrice Lumumba dengan Jalan MH Thamrin. Sebuah mobil patroli Polres Kota Padang Sidimpuan diparkir di persimpangan itu, beberapa petugas polisi tampak mengobrol. 

Para pedagang lain, yang menggelar dagangannya di Jalan MH Thamrin, perlahan-lahan menggeser dagangannya ke arah koridor jalan yang memang sudah hilang karena dipakai jadi tempat parkir kendaraan. Sementara pedagang yang bernegosiasi dengan petugas, diskusi mereka masih alot. Berulang-ulang petugas meminta pengertian para pedagang bahwa mereka hanya menegakkan peraturan. Berulang-ulang pula para pedagang meminta pengertian petugas, bahwa mereka  hanya ingin mencari makan dan tidak bermaksud melanggar peraturan.

Kesimpulan kemudian dibuat, pedagang boleh berjualan sementara tetapi tidak menggunakan payung seperti yang mereka lakukan. Payung berdiameter dua meter, yang dikembangkan para pedagang, akhirnya ditutup. Petugas kemudian pergi, dan para pedagang kembali berdagang. Tapi, belum lama petugas pergi, para pedagang kembali mengembangkan payung masing-masing. Kondisi koridor Jalan Patricia Lumumba kembali seperti semula, dipenuhi para pedagang. 

Para petugas tidak melanjutkan aksinya ke pedagang-pedagang lain yang muncul dan menggelar dagangan di Jalan MH Thamrin, Jalan Patricia Lumumba II, Jalan Wolter Mongonsidi, dan Jalan Wahidin. Kondisi jalan yang belakangan sudah ditertibkan Pemda Kota Padang Sidimpuan dari segala bentuk kegiatan jual-beli, terlihat kembali ramai. Pegadang-pedagang musiman, yang menjual pakaian, sepatu, sendal, dan berbagai kebutuhan menyambut Idulfitri, menyesaki hingga ke badan jalan. 

"Kami tahu kami salah," kata Darwin, salah seorang pedagang pakaian, yang menggelar dagangannya di pinggir Jalan Wolter Mongonsidi, "tapi kami hanya berjualan sekali dalam setahun, saat menjalang Idulfitri saja."

Darwin yang tinggal di Kecamatan Padangsidimpuan Utara, mengaku baru tiga hari berjualan, dan belum dapat keuntungan. Pasalnya, jumlah pembeli yang datang sangat minim. "Belum banyak pembeli yang datang," katanya.

Suryani, pedagang pakaian anak-anak, yang menggelar dagangannya di koridor, mengatakan belum banyak dagangan yang laku. "Banyak yang datang, tapi belum banyak yang belanja," kata Suryani, yang mengaku tinggal di Panobasan, Kecamatan Angkola Barat, Kabupaten Tapanuli Selatan.."Selama ini saya berjualan di pasar-pasar. Tiap menjelang idulfitri saya jualan di Padang Sidimpuan," katanya.

  

 

Tidak ada komentar

Beranda