Mahalnya Ongkos Beribadah Haji

Oleh H. Ichlas Syukurie  |  Pernah menjadi pemandu perjalanan haji 


Ongkos haji tahun ini mahal, Rp69.1 juta. Tahun lalu Ompu Syarifa batal berangkat haji, padahal dia sudah melunasinya. Pemerintah bilang, Ompu Syarifah terlalu renta, khawatir terimbas pandemi Covid-19.  Pemerintah mana tahu kondisi Ompu Syarifah, betapa sehatnya dia, dan betapa dia terlihat lebih muda beberapa tahun saat mengabari para tetangga tentang rencana keberangkatannya ke Mekkah. Dia seharusnya berangkat ke Mekkah tahun lalu. 

Kini Ompu Syarifah jatuh sakit. Begitu dia tahu tidak jadi berangkat ke Mekkah karena dia lansia, dia sangat terpukul. Dia tak marah. Mana ada orang di kampung aku yang suka marah. Ompu Syarifah juga jauh dari watak kasar dan pemarah. Hatinya lembut. Dia sangat baik. Dia hidup sendiri di kampung kami. Semua orang menghormatinya dengan mamanggilnya ompung. Usianya nyaris 70 tahun, hidup seorang diri sejak dua puluh tahun lalu suaminya meninggal karena sakit. Dan, kini, Ompus Syarifah sakit.

Kondisi kesehatannya makin buruk begitu mendengar ongkos haji naik dua kali lipat. "Amang oi...!" Ompu Syarifah berkeluh-kesah. "Alamat tak jadi aku ke Mekkah."  Menagis Ompu Syarifah. Air matanya memberat di kelopak, tapi dia tahan agar tak jatuh. Dia tak ingin aku melihat air matanya.  Aku pura-pura tak melihat matanya yang bersedih. Mata itu sudah akrab dengan kesedihan.

Aku sering datang ke rumah Ompu Syarifah. Rumahku persis di depan rumahnya. Aku jatuh kasihan padanya sekaligus kagum. Di mataku, dia luar biasa. Dia hebat. Mandiri. Aku banyak belajar dari dia. Tapi aku tidak berbuat apa-apa untuk membantunya. 

Soal kenaikan ongkos haji bukan kewenangan yang bisa diambil sembarang orang. Itu kebijakan Menteria Agama Republik Indonesia. Tak ada yang bisa mengganggu gugat. Di tangannya, agama tidak selalu jadi agama. Agama bisa jadi urusan bayar-membayar, ongkos, akomodasi, atau hal-hal yang berkaitan dengan ekonomi dan bisnis. 

Daripada mempersoalakan kenaikan ongkos haji, jauh lebih mudah meminta kepada Allah semoga Menteria Agama itu segera dicerahkan. Amin. 

Tapi, mungkin, Allah sedang menguji kesabaran Ompu Syarifah ketika menggerakkan Menteri Agama ke gedung DPR RI untuk rapat dengan Komisi VIII DPR pada  Kamis, 19 Januari 2023. Saat itu, Menteri Agama bicara soal kuota haji Indonesia yang kembali ke porsi semula, 221.000 jamaah. Selain itu, masih terbuka peluang memperoleh tambahan kuota, dari pengalihan kuota haji negara lain yang kurang optimal dimanfaatkan.

Kabar dari Menteri Agama itu menyenangkan. Penambahan kuota dapat memangkas masa tunggu calon jamaah haji, yang di beberapa daerah sudah mencapai 30 tahun lebih. Tapi, di balik kabar menyenangkan itu, Menteri Agama mengusulkan kenaikan biaya perjalanan ibadah haji, dari Rp 39,88 juta pada 1443H/2022M menjadi Rp69,19 juta pada penyelenggaraan Haji 1444H/2023M. 

Dua kali lipat penambahannya. Kabar itu membuat kondisi kesehatan Ompu Syarifah makin lemah. Ompu Syarifa bilang: "Aku merasa ada yang menimpukku dengan Gunung Sibualbuali," katanya. "

Kenapa?  Biaya haji bisa naik dua kali lipat? tentu, Menteri Agama punya alasan. Tentu pula, alasannya dibuat untuk membenarkan keputusan menaikkan ongkos haji, meskipun dia memakai istilah istitha’ah yang dikait-kaitkan dengan fikih berhaji. Ompu Syarifah tak paham soal itu, karena dia lebih paham soal nikmatnya beribadah di Mekkah, di titik pusat kiblat itu.


alt gambar
Copyright © Sinar Tabagsel. Designed by OddThemes