Penulis: Ahmad S. Piliang | Editor: Budi Hutasuhut
Dinas Pertanian Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) akhirnya membagikan 18.910 Kartu Tani kepada anggota kelompok tani yang tersebar di 14 kecamatan, padahal pemerintah melalui Kementerian Pertanian mulai mengefektifkan penggunaan kartu ini sejak 2020.
"Dengan adanya kartu tani ini, permasalahan dihadapi kelompok tani soal pupuk bersubsidi bisa diminimalisir. Petani melalui kartunya bisa mencek saldo pupuknya sesuai kuota e-RDKK," kata Bupati Tapsel, Dolly Putra Parlindungan Pasaribu, saat acara penyerahan Kartu Petani di Aula Kantor Dinas Pertanian di Sipirok, Senin, 27 Desember 2021.
Bupati Dolly tidak menjelaskan kenapa petani di Kabupaten Tapanuli Selatan terlambat mendapatkan Kartu Tani ini. Padahal, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam website resmi kementerian tersebut menegaskan, mulai 2021 Kartu Tani efektif penggunaannya dalam pembagian pupuk bersubsidi. "Pupuk bersubsidi hanya diberikan lewat Kartu Tani bagi petani yang sudah tergabung dalam kelompok tani," kata Kementan Syahrul.
Keterlambatan penggunaan Kartu Tani di kabupaten Tapanuli Selatan berdampak serius terhadap efektivitas sistem e-RDKK (elektronik-Rencana Defenitif Kerja Kelompok). Kebutuhan pupuk petani Kabupaten Tapanuli Selatan untuk tahun 2021 tidak terdata dengan baik karena pengajuan upload e-RDKK mengalami keterlambatan. Akibatnya, ketika musim tanam tiba, justru terjadi kelangkaan pupuk bersubsidi akibat data kebutuhan pupuk subsidi petani tidak sinkron dengan data pengajuan pupuk lewat sistem e-RDKK.
Alokasi pupuk bersubsidi dari pemerintah lebih sedikit dibandingkan kebutuhan pupuk petani, sehingga terjadi kelangkaan pupuk seperti yang berlangsung pada musim tanam akhir tahun 2021. Mengenai ketidaksinkronan data kebutuhan pupuk bersubsidi dengan alokasi pupuk bersubsidi juga terungkap dalam rapat koordinasi yang digelar Biro Perekonomian Sekretariat Daerah Pemprov Sumatra Utara di Kantor Gubernur Sumatra Utara, Medan, Senin, 13 Desember 2021.
Dalam rapat koordinasi yang juga dihadiri distributor pupuk bersubsidi itu diketahui bahwa alokasi pupuk bersubsidi untuk Sumatra Utara pada tahun 2021 tidak cukup memenuhi kebutuhan. Pupuk jenis urea contohnya. Pada 2021, Sumatra Utara hanya memeroleh alokasi subsidi sebanyak 154.916 ton. Sedangkan kebutuhan pupuk yang harus dipenuhi mencapai dua kali lipat, sekitar 300.000 ton.
"Ketersediaan pupuk dan pestisida saat ini mengalami gangguan di tengah-tengah petani," kata Kepala Biro Perekonomian Sekretariat Daerah Pemprov Sumatra Utara, Naslindo Sirait, seperti diberitakan Bisnis edisi, Selasa, 14 Desember 2021.
Persoalan kelangkaan pupuk bersubsidi masih berlangsung di sejumlah sentra pertanian di Kabupaten Tapanuli Selatan hingga Senin, 27 Desember 2021. Kondisi ini terjadi karena kebutuhan pupuk bersubsidi yang tertera dalam e-RDKK seharusnya database kartu tani, tapi petani di Kabupaten Tapanuli Selatan belum memiliki Kartu Tani.
Kepala Dinas Pertanian Tapanuli Selatan, Bismak Muaratua Siregar, mengatakan kelompok tani yang diberi Kartu Tani adalah yang terdaftar di e-RDKK. Dengan kata lain, petani yang tidak terdaftar di e-RDKK tidak akan mendapat Kartu Tani. Sementara Kartu Tani merupakan basis data penyusunan e-RDKK sekaligus menjadi dasar penetapan bagi Kementerian Pertanian untuk menentukan alokasi kebutuhan puopuk bersubsidi di suatu daerah.
Sesuai data di Dinas Pertanian Tapanuli Selatan, jumlah penerima kartu tani untuk Tapsel sebanyak 27.683 orang, yang dapat Kartu tani sebanyak 18.910 orang. Sementara jumlah kelompok tani di kabupaten tapanuli Selatan sebanyak 531 kelompok tani dengan perkiraan 30 sampai 50 petani dalam satu kelompok. Sebanyak 8.773 orang lagi petani belum memperoleh Kartu Tani.
Kartu Sakti
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Sarwo Edhym mengatakan program Kartu Tani dimulai sejak 2018 dan setiap tahun dievaluasi.
Ia mengakui, program Kartu Tani untuk pembelian pupuk bersubsidi diharapkan bisa menjadi “kartu sakti” bagi petani. "Kartu Tani bisa disebut sebagai kartu sakti dengan multifungsi. Petani yang telah memiliki Kartu Tani tentunya sangat beruntung. Kartu Tani tak sekadar sebagai kartu identitas petani, namun memiliki banyak manfaat lain bagi petani, sehingga memudahkan petani dalam melakukan transaksi," jelas dia.
Mengingat Kartu Tani ini sendiri merupakan alat transaksi yang berbentuk kartu debit, akan bisa berfungsi sebagai pendataan penerimaan jatah pupuk bersubsidi. Kartu Tani juga bisa digunakan untuk transaksi.
"Petani yang telah menerima Kartu Tani bisa memanfaatkannya untuk menebus pupuk bersubsidi di kios pupuk. Dengan adanya Kartu Tani ini menebus pupuk bersubsidi jadi lebih praktis dan mudah," kata Sarwo Edhy.
Sarwo Edhy mengatakan, jumlah petani berdasakan e-RDKK ada 13,9 juta orang. Sedangkan Kartu Tani yang telah dicetak 9,3 juta kartu, dan Kartu Tani yang terdistribusi sekitar 6,2 juta kartu. Dari jumlah itu, Kartu Tani yang digunakan baru 1,2 juta.
Sarwo Edhy menjelaskan, proses distribusi pupuk subsidi melalui Kartu Tani harus melewati rangkaian panjang. Diawali dari penyusunan oleh petani yang didampingi PPL. Data yang sudah disusun itu kemudian di-upload oleh admin dan dikirim ke Koordinator Penyuluh atau Korluh. Di sini dilakukan verifikasi tahap pertama.
“Koordinator Penyuluh (Korluh) akan menyeleksi atau meverifikasi data dan menentukan data yang dikirim disetujui atau ditolak. Kemudian data dari Korluh akan diterima Kasi,” terangnya.
Tidak sampai di situ. Verifikasi juga dilakukan di Kasi (Kepala Seksi). Berkas yang disetujui kemudian dikirim ke Kabid untuk kemudian harus diverifikasi kembali. Dari Kabid (Kepala Bidang), semua data yang disetujui kemudian dikirimkan ke Kadis (Kepala Dinas).
“Kadis melakukan verifikasi kembali. Di sini verifikasi ketat tetap dilakukan. Karena data yang telah diverifikasi dan disetujui kemudian akan dimasukkan ke dashboard bank,” terangnya.
Pihak bank juga akan melakukan verifikasi data kembali. Data yang dinyatakan benar dan lengkap baru akan dicetak kartunya. Sementara data yang salah akan dikembalikan pihak bank ke sistem.
“Dari proses ini, kita bisa lihat kalau kami sangat berhati-hati dalam mencetak Kartu Tani. Karena kami ingin program ini benar-benar tetap sasaran, sesuai kebutuhan, dan diterima di tangan yang tepat untuk yang benar-benar membutuhkan sesuai dengan kriteria yang ditentukan,” tutur Sarwo Edhy. *
Posting Komentar