PT SMGP Bantah Pihaknya Penyebab Semburan Lumpur Panas di Roburan Dolok

PT Sorik Marapi Geothermal (SMGP)  bantah semburan lum[pur panas di Desa Roburan Dolok ulah pihaknya.

Penulis: Efry Nasaktion | Editor: Budi Hutasuhut

Corporate Communication Manager PT Sorik Marapi Geothermal (SMGP) ,Agung Iswara,  membantah semburan lumpur panas di sejumlah titik di Desa Roburan Dolok, Kecamatan Panyabungan Selatan, Kabupaten Mandailing Natal,  sebagai akibat pengeboran yang dilakukan perusahaan di wilayah itu sejak 2017.

"Itu fenomena alami yang sudah terpantau sejak 2021," kata  ,Agung Iswara dalam keterangan pers yang disampaikan ke Sinar Tabagsel, Sabtu, 26 April 2025. "Tak ada kaitannya dengan pengeboran yang dilakukan PT SMGP sejak 2017."

Agung Iswara mengatakan, PT SMGP bersama Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Madina melakukan tinjauan lapangan ke lokasi titik semburan lumpur panas di desa Roburan Dolok pada Rabu, 23 April 2025. Dari kunjungan itu, PT SMGP berkesimpulan semburan lumpur panas tidak ada kaitannya dengan Wallpad E milik PT SMGP yang ada di Desa Roburan Dolok.

Agung Iswara mengakui, PT SMGP melakukan pengeboran sumur0-sumur di sekitar Wellpad E  PT SMGP di Desa Roburan Dolok sejak tahun 2017, namun hingga saat ini belum pernah berhasil mengalirkan uap ataupun fluida panas bumi. 

"Dari pengeboran itu, tidak ada aktivitas produksi, sehingga sumur-sumur tersebut tidak berkaitan dengan fenomena semburan lumpur panas," katanya.

Baca: Warga Roburan Dolok Keluhkan Semburan Lumpur Panas dari Bekas Sumur Bor PT SMGP

Sebelumnya, Sinar Tabagsel memberitakan, Khoiruddin, warga Desa Roburan Dolok,  mengatakan warga desanya resah dan khawatir bencana lumpur panas Lapindo akan berulang di desanya. Pasalnya, sejumlah titik bekas pengeboran yang dilakukan PT SMGP selama dua tahun terakhir, menyemburkan lumpur panas yang merusak tananam budidaya milik masyarakat. 

"Kami minta PT SMGP hengkang dari lingkungan masyarakat, " kata Khoiruddin dalam jumpa pers bersama Walhi Sumut pada Kamis, 25 April 2025. 

Direktur Eksekutif Daerah Walhi Sumut,  Rianda Purba,  mengatakan pihaknya telah mengecek langsung ke Desa Roburan Dolok dan menemukan fenomena semburan lumpur panas dari sejumlah titik yang merupakan bekas pengeboran PT SMGP. 

"Kita khawatir semburan lumpur panas ini akan mengulangi apa yang terjadi di Lapindo," kata Rianda Purba, sembari mengulangi sejumlah insiden kebocoran gas H2S yang terjadi di lingkungan PT SMGP dan menimbulkan korban jiwa pada masyarakat. 

Rianda Purba menekankan, PT SMGP tidak menghargai hak asasi manusia di sekitarnya sehingga kegiatan operasional Pusat Listrik tenaga Panas Bumi itu mengancam keselamatan nyawa manusia. 

"Kami minta pemerintah menutup proyek panas bumi itu," kata Rianda Purba.

Menurut Rianda Purba, operasi PT SMGP telah banyak menimbulkan korban jiwa akibat kebocoran yang membebaskan gas H2S (hidrogen sulfida) dari perut bumi. Terakhir kali, racum H2S dari sumur PT SMGP telah meracuni 123 warga di Desa Sibanggor Julu dan Desa Sibanggor Tonga, Kecamatan Puncak Sorik Marapi.

"Masyarakat banyak dirugikan. Jangan sampai kehadiran PT MSGP semakin merugikan masyarakat," katanya.

Selain dampak yang disebabkan racun H2S,  kehadiran PT SMGP juga mempengaruhi sumber air untuk irigasi. Walhi Sumut menduga, produksi panas bumi yang dilakukan PT SMGP membutuhkan air dalam jumlah besar, sehingga sumber-sumber air yang ada di sekitarnya disedot untuk kebutuhan PT SMGP.

"PT SMGP juga menimbulkan polusi udara, membuat masyarakat mengalami masalah pernafasan," katanya.